Mohon tunggu...
Affandi Ismail
Affandi Ismail Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Ternyata menulis itu asyik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Fisum] Kita Menyusu pada Sapi yang Sama?

18 Juli 2012   02:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:51 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

(Oleh: Affandi Ismail no peserta Kagak Tau yang Pasti 200 Lebih)

Sejak kecilCinto dan Cinta bertetangga.Akhirnya mereka pun beranjak remaja dan kemudian dewasa bersama-sama dan benih-benih cinta pun mulai tumbuh.Walau mulanya mendapat tentangan karena masih ada hubungan keluarga jauh, akhirnya ketika mereka bermaksud meresmikan hubungan ke mahligai perkawinan, kedua prang tua pun setuju dengan syarat mesti sesuai dengan aturan agama dan negara.

Keduanya segera mencari info tentang undang-undang perkawinan yang berlaku di republik ini dan tidak menemukan persyaratan yang tidak dipenuhi. Secara usia mereka sudah cukup umur karena sudah kalau dijumlahkan umur mereka sudah hampir 50 tahun.Secara agama pun tidak berbeda sehingga tidak menimbulkan gejolak di kedua belah pihak keluarga.

Maka mereka pun melakukan tes kesehatan, cek up ke klinik atau pun rumah sakit terdekat. Hasil tes kesehatan ini diperlukan apakah secara medis mereka boleh menikah untuk mencegah kemungkinan penyakit bawaan yang bisa diderita anak-anak mereka di kemudian hari.

Darah, air seni, foto ronsen, dan lain sebagainya semuanya diperiksa dengan teliti oleh pihak berwajib untuk menunjukan tidak ada gejala menyakit HIV AIDS atau penyakit keturunan lainnya. Selain pemeriksaan ada juga yang namanya anamnesa serta persyaratan mereka harus mengisi sebuah formulir tentang riwayat kesehatan termasuk konsumsi nutrisi sejak masa bayi hingga remaja.

Setelah hasilnya diterima. Mereka kemudian menghadap ke KUA untuk menyerahkan semua persyaratan perkawinan.

“Cinta dan Cinto , apa benar kalian saling cinta sehingga berniat melangsungkan perkawinan?”, demikian tanya sang petugas di KUA.

“Benar pak” , jawab mereka hampir berbarengan.

Tidak ada paksaan, dan kedua keluarga sudah setuju?” tanya petugas lagi

Tidak dipaksa koq pak, kami memang mau dan orang tua sudah setuju” jawab Cinta bersemangat.

Sang petugas kemudian memeriksa berkas hasil medical check up dan melihat semua hasil ronsen, darah, air seni, dan sebagainya baik-baik saja. Tidak ada penyakit yang berbahaya yang melarang mereka berdua untuk menikah.

“Tapi kalian tidak boleh menikah, agama melarang kalian menikah!”,komentar petugas ketika melihat laporan formulir yang mereka isi tentang riwayat nutrisi keduanya.

“Tapi kenapa pak? Kami memang masih ada hubungan famili , tetapi sangat jauh sehingga sudah saya tanyakan ke pak Kyai dan Ustadz, tidak ada aturan dalam agama yang melarang kami untuk menikah”, protes Cinto.Sementara Cinta hanya bisa menangis sesengukan.

“Kalian ternyata masih saudara sesusu,”Petugas kemudian menunjukan formulir yang mereka isi. Di formulir iniada pernyataan bahwa baik Cinto maupun Cinta sama-sama minum susu kaleng merek “X”.

“Tapi khan kami tidak menyusu pada ibu yang samaitu kan definisi saudara sesusu.”Protes Cinto lagi, sementara tangis Cinta semakin keras.

Bisa saja susu itu berasal dari sapi yang sama” jelas sang petugas dengan kalem.

NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Cinta Fiksi (sertakan link akun Cinta Fiksi)

Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun