Mohon tunggu...
Muhammad Afandi Helmi
Muhammad Afandi Helmi Mohon Tunggu... Doing better

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030061

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pesona Golden Sunrise di Puncak Sakub

18 April 2021   16:51 Diperbarui: 18 April 2021   17:22 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesona Puncak Sakub (dokpri)

Ditambah lagi, matahari yang terbit dari sudut cakrawala  sungguh mengelokan, diiringi dengan kabut yang turun kebawah beriringan dengan matahari yang semakin naik keatas semakin mempercantik pesona Puncak Sakub. 

Setelah kita dimanjakan oleh mentari yang elok dipandang. Keindahan Puncak Sakub belum habis sampai disitu. Hari yang semakin siang membuat awan yang berada di bawah kaki kita diiringi dengan matahari yang merah merona membuat kita tidak ada alasan untuk tidak bersyukur atas ciptaan Tuhan yang indah ini. Sehingga, ketika kita berada di Puncak Sakub, akan membawa kita seolah-olah  ke negeri di atas awan.

Selain itu, siluet ketika matahari terbit atau tenggelam sungguh terasa sempurna, seolah-olah tidak ada rasa mengecewakan sedikit pun. Apalagi dipadukan dengan objek bayangan yang gelap sempurna ditambah dengan matahari yang bulat utuh berwarna jingga membuat takjub setiap mata yang memandangnya.

Siluet Puncak Sakub (dokpri)
Siluet Puncak Sakub (dokpri)
Harga tiket masuk yang ditawarkan untuk menikmati pesona Puncak Sakub terbilang murah, yakini dibandrol Rp20.000 apabila kita camp, dan gratis jika hanya singgah sebentar sekedar untuk menikmati keindahan alamnya. 

Hal ini, sangat menguntungkan, apalagi bila kita sedang tidak mempunyai uang namun ingin menikmati wisata yang menawarkan berbagai macam keindahannya. Karena itu, Puncak Sakub dipadati banyak orang pada waktu weekend dan pada saat waktu menunggu berbuka puasa ataupun pada waktu setelah sahur. 

Pemandangan yang indah dan udara yang sejuk memang menjadi nilai lebih dari Puncak Sakub. Namun, semua itu tidak diimbangi dengan kesadaran pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya. Banyak sampah yang berserakan di sekitar Area Camp. Tidak berhenti sampai di situ, sampah juga banyak terlihat di kamar mandi umum, sehingga menjadikan kamar mandi tersebut seakan kumuh dan tidak terawat. Hal ini juga disampaikan oleh Anto warga desa Sirampog.

"Memang banyak Mas, masyarakat yang berkunjung, apalagi pas waktu weekend dan bulan puasa, tapi masih sedikit masyarakan yang sadar akan kebersihan. Karena itu kadang-kadang berapa bulan sekali  karang taruna dari desa Sirampog mengadakan kerja bakti untuk membersihkan sampah di sekitaran Puncak Sakub ini Mas, agar pengunjung yang datang bisa nyaman". Ungkap Anto.

Dikala weekend ataupun libur panjang, banyak pedagang yang sengaja berdagang di atas Puncak Sakub, mereka bisa meraup banyak untung dari wisatawan yang datang setiap harinya. Hal ini, menjadi tambahan penghasilan tersendiri bagi masyarakat desa Sirampog dan desa Sigendong. Akan tetapi, dimasa pandemi seperti sekarang ini, terjadi penurunan jumlah wisatawan yang datang ke Puncak Sakub. Hal ini, sangat dirasakan oleh
para pedagang yang ada di sana karena menurunnya omset mereka. 

"Ya gitu Mas, karena Covid banyak pedagang yang rugi dan memilih untuk tidak berdagang lagi. Kalau dulu banyak orang yang datang kesini saat liburan tapi setelah Covid, yang datang kesini cuma sedikit walaupun hari libur". Ujar Kasman, salah satu pedagang di Puncak Sakub.

Demi menjaga protokol kesehatan, Puncak Sakub menyediakan tempat cuci tangan, dan mewajibkan penggunaan masker. Selain itu, ketika hendak memasuki kawasan PT Nusantaraa IX pun, kita diwajibkan untuk cek suhu tubuh terlebih dahulu. Semua ini dilakukan untuk membuat pengunjung aman dan nyaman ketika berwisata di Kaligua ataupun di Puncak Sakub. Sehingga, diharapkan jumlah pengunjung akan meningkat nantinya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun