Mohon tunggu...
Afan Anas Al Hakim
Afan Anas Al Hakim Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hegemoni Diatas Sajadah

6 November 2012   01:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:55 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alunan takbir bergema. Laki-laki memakai peci di kepala dan membawa sajadah terlihat sedang berjalan tergesa-gesa. Wanita-wanita sambil membawa mukena berjalan tergopoh sembari memegangi roknya. Semua berduyun-duyun menuju sebuah tanah lapang di tengah desa.

Begitu sampai di tempat yang dituju, sajadah pun digelar. Tak lupa mereka memberi alas koran dibawah sajadah. Agar sajadah tetap bersih, mungkin. Semua sudah duduk rapi bersaf diatas teritori masing-masing (sajadah berukuran setengah meter persegi).

Muadzin memberi tanda sholat akan dimulai, jama’ah pun berdiri. Tak lupa imam mengingatkan jama’ah untuk mengisi saf di depan yang masih kosong. Dalam ajaran islam, ketika sholat masih ada saf yang masih kosong, sholatnya menjadi tidak sah. Apa yang terjadi? Para jama’ah tetap tidak bergeming. Mereka tetap berada diatas teritori mereka (sajadah berukuran setengah meter persegi). Alhasil, saf terlihat berlubang dan tidak rapat. Mungkin saja mereka tetap berada diatas sajadahnya karena takut sajadahnya hilang. Atau mungkin saja mereka tidak rela sajadah mahalnya ditempati orang lain.

Selesai sholat, sajadah pun dilipat. Dan semuanya pergi begitu saja. Mereka tidak menghiraukan koran alas sajadah yang mereka gunakan.

Idul adha mengajarkan manusia untuk saling membagi kebahagiaan satu sama lain. Ironisnya, hari nan suci ini masih saja dikotori oleh penyakit hati, egoistis dan individualistis. Orang yang tak mau berbagi sajadah. Orang yang tak mau mengisi saf depannya yang masih kosong. Orang yang apatis terhadap sampah yang mereka ciptakan sendiri. Mungkinkah ini pertanda ibadah hanya sebatas ritual yang tak bermakna. Ritual yang harus dikerjakan karena sebuah kewajiban.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun