Mohon tunggu...
AE Krisna
AE Krisna Mohon Tunggu... Pengajar

Pemerhati pendidikan dan ilmu manajemen

Selanjutnya

Tutup

Financial

Manajemen Ketahanan Keuangan di Era AI: Pelajaran dari Strategi OJK

8 Oktober 2025   22:22 Diperbarui: 8 Oktober 2025   22:22 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Andy Endra Krisna

Di tengah derasnya gelombang disrupsi teknologi dan perubahan geopolitik global, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan arah baru dalam manajemen sektor keuangan Indonesia. Melalui The 3rd OJK International Research Forum 2025 di Yogyakarta, lembaga ini menegaskan pentingnya digital resilience , yaitu kemampuan beradaptasi dan bertahan di era kecerdasan buatan (AI), data besar (big data), dan otomatisasi.

Namun, jika kita telaah dari sudut pandang ilmu manajemen modern, langkah OJK bukan hanya langkah kebijakan, melainkan contoh nyata penerapan Manajemen Strategis dan Manajemen Risiko Digital yang bisa menjadi pelajaran berharga bagi seluruh masyarakat, baik individu, pelaku usaha, maupun organisasi.

1. Manajemen Strategis di Era Disrupsi

OJK menunjukkan pemahaman mendalam terhadap prinsip manajemen strategis: mengenali perubahan lingkungan, memanfaatkan peluang, dan meminimalkan ancaman. Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menegaskan bahwa disrupsi teknologi bukan semata ancaman, tetapi juga peluang besar yang harus dikelola secara sistematis. Dalam teori manajemen, pendekatan ini dikenal sebagai strategic agility atau kemampuan organisasi untuk tanggap terhadap perubahan dan melakukan penyesuaian cepat terhadap strategi bisnis dan kebijakan.

Individu dan pelaku usaha kecil pun perlu berpikir strategis dalam membaca perubahan teknologi sebagai peluang, bukan sekadar ancaman. Misalnya, memanfaatkan digital banking, e-wallet, atau aplikasi investasi untuk memperkuat ketahanan finansial pribadi.

2. Manajemen Risiko Digital dan Keuangan

OJK juga memperlihatkan contoh nyata Enterprise Risk Management (ERM) dalam konteks digital. Ketika kecerdasan buatan mulai mendominasi analisis keuangan, risiko seperti cybersecurity, kesalahan algoritma, atau penyalahgunaan data menjadi ancaman nyata. OJK menanggapinya dengan langkah preventif: merancang tata kelola AI di sektor perbankan dan mengembangkan platform pengawasan berbasis data, OSIDA (OJK SupTech Integrated Data Analytics).

Di era data digital, setiap organisasi, termasuk UMKM dan startup, harus memiliki sistem manajemen risiko yang adaptif terhadap teknologi. Pengawasan internal berbasis data (data-driven management) menjadi kunci untuk memastikan efisiensi dan keamanan operasional.

3. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Transformasi Digital

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara, menyoroti perubahan pasar tenaga kerja akibat AI. Menurut World Economic Forum, permintaan untuk profesi seperti AI Specialist dan FinTech Engineer akan meningkat lebih dari 80% dalam lima tahun. Dari perspektif manajemen SDM, ini merupakan bentuk strategi reskilling dan upskilling yaitu peningkatan kompetensi sumber daya manusia agar relevan dengan kebutuhan masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun