Mohon tunggu...
Adzan Takhyan Firdaus
Adzan Takhyan Firdaus Mohon Tunggu... Teknisi PT. Hade Multi Solusi dan Pelajar di Universitas Pelita Bangsa

Saya memiliki hobi dalam merakit mesin dan mempelajari cara kerjanya, baik mesin-mesin elektronik maupun perangkat keras lainnya. Selain itu, saya juga menyukai dunia programming, di mana saya bisa mengembangkan solusi teknis dan menerapkan keterampilan teknis dalam menciptakan program atau aplikasi. Kombinasi antara minat terhadap teknologi mekanik dan pemrograman memungkinkan saya untuk terus mengembangkan kemampuan analisis dan inovasi di dunia teknik dan perangkat lunak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Benar Cinta kepada Nabi Tanpa Meniru Akhlaknya?

7 Juli 2025   20:31 Diperbarui: 7 Juli 2025   20:42 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Ilustrasi dibuat menggunakan DALL·E oleh penulis. 

“Tidaklah beriman salah seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada dirinya sendiri.” (HR. Bukhari)

Hadis ini menunjukkan bahwa cinta kepada Nabi adalah cinta yang menundukkan ego, bukan membesarkannya. Ketika ego ingin marah, cinta kepada Nabi mengingatkan untuk bersabar. Ketika hati ingin tinggi hati, cinta itu menundukkan agar rendah hati.

Seperti yang ditegaskan oleh Ibnu Katsir saat menafsirkan QS. Al-Ahzab:21, “Meneladani Nabi adalah bentuk paling nyata dari kecintaan yang benar.” Maka, cinta sejati adalah cinta yang mendorong perbaikan diri secara berkelanjutan.

Cinta kepada Rasulullah ﷺ memang anugerah. Tapi cinta itu baru memiliki nilai bila diwujudkan dalam akhlak. Shalawat adalah bentuk cinta, sedangkan akhlak adalah implementasi cinta. Keduanya tidak bisa dipisahkan.

Jika kita ingin dekat dengan Nabi di akhirat, kita tidak cukup hanya bershalawat. Kita juga harus menjadikan beliau teladan dalam tutur kata, kesabaran, kejujuran, dan kasih sayang.

Semoga tulisan ini menguatkan kesadaran kita bahwa cinta sejati kepada Nabi bukan sekadar klaim, melainkan perjalanan meneladani beliau dalam setiap aspek kehidupan.

Disusun oleh :

Adzan Takhyan Firdaus  (312410043)

Wulan Melinda Sari (312410028)

Nabila Rahmadani  (312410656)

Tiyas Sulis Setyawati  (312410010)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun