Mohon tunggu...
Advertorial
Advertorial Mohon Tunggu... Editor - Akun resmi Advertorial Kompasiana

Akun resmi Advertorial Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Redefining The Pathways of Global Cooperation: Striving towards amidst Economic and Political Crises

1 Desember 2022   17:47 Diperbarui: 1 Desember 2022   17:51 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta, 29 November 2022 - 20th Economix, penyelenggara kompetisi, MUN, dan Seminar Ekonomi terbesar yang diadakan oleh mahasiswa di Indonesia, kembali mengadakan seminar internasional dengan mengangkat tema "Redefining the Pathways of Global Cooperation: Striving towards Resilience amidst Economic and Political Crises" pada hari Selasa, 29 November 2022 yang diselenggarakan di Auditorium FEB UI, Depok, Jawa Barat dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Economix FEB UI.

1. Pembicara Opening Remarks - Richard Kozul-Wright

Richard Kozul-Wright selaku Director of the Globalization and Development Strategies Division in United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) mengawali sambutannya dengan menyatakan bahwa ekonomi global sedang mengalami krisis berlipat ganda dari adanya dampak jangka panjang pandemi dan konflik geopolitik Rusia-Ukraina. 

Pendapatan di bawah tingkat 2019, tingkat pertumbuhan yang melemah, biaya hidup yang meningkat, rantai pasok yang terdistorsi, anggaran pemerintah yang mengalami tekanan, dan sistem keuangan yang terguncang adalah beberapa di antara dampak yang dapat dilihat di perekonomian global. Ditambah lagi, krisis iklim telah merugikan negara-negara dunia, terutama mereka yang tidak memiliki kemampuan fiskal untuk menghadapinya.

Di dunia yang saling tergantung, ambisi yang lebih besar dari para pembuat kebijakan domestik akan membutuhkan pembenahan tata kelola ekonomi global. Ini adalah tantangan multidimensi. Lebih banyak sumber daya publik internasional sangat dibutuhkan untuk jaring pengaman keuangan global untuk membantu negara-negara berkembang menghindari penyesuaian deflasi terhadap perlambatan global dan guncangan yang berulang. 

Lebih banyak sumber daya juga diperlukan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas darurat, bersama dengan mekanisme lindung nilai untuk menghadapi volatilitas nilai tukar dan mekanisme pemeringkatan kredit yang lebih objektif. Selain itu, di banyak negara, permintaan investasi yang tersirat dalam agenda 2030 dan krisis iklim tidak akan terpenuhi tanpa pembiayaan jangka panjang yang andal dan konsesi serta restrukturisasi utang, termasuk keringanan utang dan setidaknya di beberapa negara, penghapusan utang. 

Ia berharap para pemuda dapat membawa ide-ide baru serta solusi-solusi nyata di tengah upaya global untuk membangung dunia yang keberlanjutan dan makmur untuk semua.

Daria Taglioni

Daria Taglioni merupakan keynote speaker pertama dalam acara The 20th Economix International Seminar. Daria Taglioni  yang merupakan seorang Research Manager, Trade and International Integration, Development Research Group di World Bank membawakan materi yang bertopik "Refining Global Trade and Connectivity". 

Membuka pemaparannya yang berfokus kepada techno-nationalism, low carbon technology, dan climate-critical minerals, beliau mengatakan bahwa sektor Global Value Chains, seperti peralatan transportasi, elektronik, dan perlengkapan kantor mengalami penurunan drastis di awal masa krisis. 

Akan tetapi sektor ini pulih lebih awal dibanding sektor-sektor perdagangan lainnya pada akhir krisis. Hal ini juga pernah terjadi sebelumnya di beberapa krisis-krisis ekonomi yang pernah terjadi di dunia, salah satunya krisis akibat COVID-19.

Pertanyaan yang ingin diangkat oleh Daria Taglioni dalam sesi presentasi adalah mengenai pengadopsian sebuah teknologi baru yang sedang marak dibicarakan, yaitu low carbon technology. Akan tetapi, perhatian akan teknologi ini bukan diakibatkan oleh kebijakan yang dibuat, melainkan karena isu Global Value Chains dan krisis energi yang sedang terjadi akibat masalah global seperti pandemi dan perang antara Rusia dan Ukraina. 

Kedua hal ini yang menyebabkan adanya peningkatan kekhawatiran yang meningkatkan perhatian akan low carbon technology. Perhatian akan teknologi ini juga semakin marak ketika perhatian akan critical minerals semakin meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun