Mohon tunggu...
Advertorial
Advertorial Mohon Tunggu... Editor - Akun resmi Advertorial Kompasiana

Akun resmi Advertorial Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bersama Wujudkan Lautku Bebas Sampah!

14 Desember 2017   15:21 Diperbarui: 14 Desember 2017   15:22 1520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah plastik di Gili Trawangan | Sumber: Kemenkomaritim

 

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki sekitar 17.000 pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Sayangnya, negara pesisir seperti Indonesia ini mengalami permasalahan pelik yaitu adanya sampah plastik. Isu sampah plastik di laut sudah menjadi isu lingkungan di tingkat nasional dan global.

Sampah plastik ini tidak hanya menjadi permasalahan di daratan saja, tetapi juga di wilayah laut atau pesirir pantai. Dan sebagian besar sampah di laut berasal dari daratan. Kondisi ini sudah terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali pulau terluar Indonesia yaitu Pulau Nipah yang berada di Kepulauan Riau.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dalam pidatonya pada COP 23 di Bonn, Jerman | Sumber: Kemenkomaritim
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dalam pidatonya pada COP 23 di Bonn, Jerman | Sumber: Kemenkomaritim
Posisi Indonesia yang dilewati pola arus laut juga memungkinkan Indonesia dilewati oleh sampah-sampah plastik yang berasal dari negara lain. Di perairan Indonesia sendiri, limbah plastik sebagian besar terdiri dari popok  bayi (21%) dan kantong plastik (16%).

Dampak sampah tidak hanya bagi ekosistem laut atau lingkungan. Sampah plastik juga bisa berdampak terhadap kesehatan manusia. Mungkin belum banyak yang tahu atau sadar bahwa zat-zat karsinogen yang terkandung dalam plastik bisa memicu kanker, menimpulkan iritasi mata, gangguan pernafasan, ruam kulit, dan lainnya.

Pantai Kuta Bali 2017 | Sumber: Kemenkomaritim
Pantai Kuta Bali 2017 | Sumber: Kemenkomaritim
Dalam skala yang lebih besar, adanya sampah berdampak pada sektor pariwisata dan ekonomi. Seperti yang terjadi di Pulau Untung Jawa pada tahun 2013 ataupun Pantai Kuta Bali pada beberapa tahun terakhir.

Coba bayangkan saja, siapa sih wisatawan yang mau berlibur ke daerah pantai yang banyak sampah plastiknya? Padahal mungkin daerah tersebut merupakan destinasi wisata yang sangat potensial. Jika sudah demikian, perekonomian daerah tersebut bisa "mati" atau tidak berkembang.

Saat ini, perlu ditingkatkan upaya pengelolaan limbah sampah plastik di setiap destinasi wisata Indonesia. Beberapa cara antisipasi dan penangannya antara lain, pengembangan tempat pembuangan sampah baru, pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas di sekitar destinasi wisata, manajemen sampah yang komprehensif,

Perlu juga dilakukan pengendalian jumlah dan pengelolaan limbah sampah plastik di sepanjang pesisir pantai Indonesia untuk membantu mengurangi penyebaran sampah di laut. Tak hanya di pesisir pantai saja, tapi juga di wilayah daratan. Kondisi dan dampak ini harus segera disadari oleh masyarakat dan dicari solusinya bersama-sama.

Dalam KTT G20 di Hamburg, Jerman pada 7 Juli 2017 lalu, Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa Indonesia menargetkan untuk mengurangi 70% dari sampah plastik laut pada tahun 2025. Pemerintah Indonesia telah menyusun Rencana Aksi Nasional untuk menanggulangi sampah plastik laut yang terdiri dari 5 pilar yaitu perubahan perilaku, mengurangi produksi sampah di darat, mengurangi produksi sampah dari aktifitas di laut, mengurangi produksi dan penggunaan sampah, serta meningkatkan mekanisme pendanaan, reformasi kebijakan dan penegakan hukum.

Tentunya upaya tersebut harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan mulai dari kalangan akademisi, lembaga swadaya masyarakat, kalangan swasta dan kerjasama lintas sektor dalam skala nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun