Mohon tunggu...
AD Tuanku Mudo
AD Tuanku Mudo Mohon Tunggu... Penulis - aktivis sosial kemasyarakatan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

HSN di Madrasatul 'Ulum, Lewat Aswaja Menjaga NKRI dari Berbagai Ancaman

27 Oktober 2020   15:16 Diperbarui: 27 Oktober 2020   15:49 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lewat Islam Ahlussunnah Waljamaah itulah para santri memperkuat dan memperkokoh nilai-nilai kebangsaan. Rasa bangga dengan negara terhunjam kuat, sehingga lahir semangat untuk mempertahankan NKRI dari berbagai ancaman.

Pentingnya hal itu, karena kaum santri sangat mudah dihinggapi oleh paham-paham baru, yang diangap bertentangan dengan Ahlussunnah Waljamaah. Betapa banyak orang dan pihak lain mencap kalau pesantren adalah sarangnya teroris. Tentu stigma ini dibalik oleh santri Madrasatul 'Ulum, bahwa pesantren ini adalah tempat anak siak mengaji literatur keislaman yang rahmatan lilalamin. Untuk itu, penting artinya santri Madrasatul 'Ulum menggali kembali sejarah HSN itu sendiri lewat forum diskusi dengan menghadirkan tokoh ulama, dan cendikiawan muslim yang ikut melahirkan HSN itu sendiri.

Banyak sejarah yang terkandung dalam HSN. Lewat penggalian yang maksimal, santri bisa belajar betapa ulama dan santri dulu itu tidak berkutat hanya pada kajian kitab kuning yang menjadi pelajaran pokok di pesantren, yang diimplementasikan hanya dengan saling berhadapan guru dan murid.

Tetapi, bagaimana nilai-nilai luhur yang termuat dalam kitab kuning dijabarkan dengan berbagai sarana yang ada. Kita tahu, bertapa karya tulis santri zaman saisuak yang kita pelajari hari ini di pesantren, adalah suatu ilmu dakwah tertulis yang mumpuni.

Nah, HSN kali ini bagaimana bisa menghadirkan para santri yang mampu menularkan karya tulisnya untuk banyak orang dan tahan lama. Kalau santri hebat pidato lewat mimbar, itu sudah biasa dan memang banyak seperti itu. Tetapi santri yang hebat lewat karya tulis, ini yang sangat minim, dan amat kurang sekali, kalau kita tak ingin menyebut sama sekali belum ada di kalangan Madrasatul 'Ulum.

Menulis sama juga dengan pidato di mimbar. Banyak bahan dan cerita yang harus kita tulis. Penting sekali ilmu menulis ini kita pelajari, agar dakwah yang kita sampaikan berkesan dan tahan lama.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun