Mohon tunggu...
Adrianus Darmawan Purnama
Adrianus Darmawan Purnama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Bandung.

Hobi: Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lingkungan Sekitar: Rumah Kita Bersama

10 Juni 2022   12:18 Diperbarui: 11 Juni 2022   11:21 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Merawat alam sama dengan merawat kehidupan. Lantaran, dengan merawat alam (memelihara lingkungan sekitar), secara tidak langsung kita menjaga kelestarian makhluk hidup. Terkait dengan isu lingkungan hidup tampaknya 'suam-suam kuku' di negara-negara berkembang. Tak bisa dipungkiri negara Indonesia adalah salah satu negara yang kurang peduli terhadap lingkungan. Pasalnya, di berbagai tempat banyak ditemukan sampah mulai dari sampah organik maupun sampah anorganik. Lantas, apa yang harus dilakukan untuk meminimalisir dampak dari sampah ini? Berikut saya mencoba untuk memberikan tawaran untuk mengurangi dampak buruk dari sampah-sampah ini, yakni dengan memanfaatkan teknologi 3R sebagai upaya untuk mengurangi pembuangan sampah sembarangan.

Fenomena dan manfaat teknologi 3R (reduce, reuse recycle).

Teknologi 3R Sangat penting dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat dalam hal menjaga alam. Teknologi 3R (Reduce, reuse dan recycle) tentunya sangat membantu dalam menjaga dan merawat lingkungan hidup. Sebab dengan menerapkan teknologi 3R, potensi untuk meningkatkan limbah sampah dalam lingkungan dapat diminimalisir. Sebab teknologi ini mengajak kita semua untuk sedapat mungkin mengolah kembali sampah-sampah yang berserakan.

Hal ini terlihat dari manfaat dan arti dari 3R tersebut, yakni: pertama, Reduce: mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Kedua, Reuse: menggunakan Kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama. Ketiga, Recycle: mengolah kembali (mendaur ulang) sampah, menjadi barang atau produk yang baru yang bermanfaat. Pendeknya, R 1 & 2 kurang lebih sama, mengurangi sesuatu yang berpotensi pada bertambahnya kuantitas sampah dalam lingkungan hidup. Sementara R 3 agak berbeda karena R ini lebih mengolah sampah yang ada menjadi sesuatu yang baru atau menjadi produk yang baru yang mungkin berbeda kegunaannya dengan sebelumnya.

Meminjam prinsip 3R yang disampaikan oleh ibu Dr.rer.nat. Mardiyati, S.Si., M.T. saat mengisi ECCR (Extension Course of Culture & Religion) #6. Dimana dalam kesempatan itu, beliau mengatakan prinsip 3R: "dari alam Indonesia, oleh anak Indonesia, untuk bangsa Indonesia". Menurut saya prinsip ini sangat mendalam dan menyimpan banyak makna. Ada pesan moral yang terkandung di dalamnya. Salah satu pesan yang terkandung dari prinsip tersebut adalah bahwa yang berperan aktif dalam rangka menjaga dan merawat alam Indonesia adalah masyarakat Indonesia itu sendiri. Siapa lagi kalau bukan masyarakat Indonesia. Fakta bahwa negara Indonesia terkenal dengan julukan paru-paru dunia, itu artinya Indonesia kaya akan materi yang mampu memberikan produk-produk baru. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama merawat dan menjaga lingkungan di sekitar, agar julukan sebagai paru-paru dunia akan tetap terjaga.

Lantas, apa yang kita lakukan untuk menjaga lingkungan tetap terjaga? Teknologi 3R merupakan salah satu peluang untuk meminimalisir dampak buruk dari sampah. Hal ini disebabkan dengan menggunakan teknologi ini manusia mampu mengubah sampah yang tadinya bisa mencemari lingkungan, kini menjadi instrumen untuk membentuk suatu hal baru dan mampu mengatasi pencemaran tersebut. Dengan mendaur ulang sampah-sampah, kita dapat hidup sehat, bebas dari polusi dan berbagai macam dampak buruk dari pencemaran lingkungan. Sehingga pada akhirnya, dengan menerapkan teknologi 3R, manusia dapat tinggal dengan nyaman di alam semesta ini. Dengan kata lain, lingkungan sekitar bukan hanya sebatas house tetapi bisa menjadi home bagi kita semua. Selain itu teknologi ini merupakan inovasi baru bagi masyarakat untuk menjadikan sampah sebagai sesuatu yang lebih bermanfaat.

Menghidupi kehidupan

Menciptakan lingkungan yang ASRI (Aman, Sehat, Rapi Dan Indah) bukanlah perkara yang mudah. Pasalnya, banyak orang di sekitar kita yang 'terlalu egois' hanya mementingkan diri sendiri tanpa memperhatikan orang lain atau lingkungan yang ada di sekitar. Kesadaran akan kebersihan lingkungan dan kesadaran akan hidup sehat sepertinya masih sangat kurang dalam kehidupan bermasyarakat. Saya melihat bahwa kesadaran akan kebersihan lingkungan, bagi masyarakat Indonesia masih tergolong rendah karena di berbagai tempat banyak ditemukan jenis-jenis sampah. Hal ini tentu sangat memprihatinkan. Sebab jika hal seperti ini dibudidayakan, akan berdampak buruk pada lingkungan dan juga berdampak buruk kepada anak cucu/generasi penerus. Oleh karena itu, untuk bisa mengurangi jumlah sampah dalam hidup bermasyarakat dan bernegara yang perlu dikedepankan adalah kesadaran akan tugas dan tanggung jawab sebagai manusia.

Sang Pencipta telah memberikan manusia tiga hal yang mampu membedakan dirinya dari makhluk lain yang ada di dunia ini. Adapun ketiga hal tersebut antara lain: Akal budi, hati Nurani dan kehendak bebas. Dengan akal budi manusia bisa memikirkan pelbagai macam hal yang dia lakukan yang tentunya memberi dampak positif baginya. Dengan hati Nurani manusia mampu merasakan apa yang dirasakan dan dialami oleh sesuatu, baik yang ada dalam dirinya maupun yang ada di luar dirinya. Dan, dengan kehendak bebas, manusia bisa melakukan apapun sesuai dengan apa yang diinginkannya. Tuhan memberikan tiga kelebihan tersebut tentu memiliki tujuan tersendiri, yakni agar manusia mampu merawat dan melestarikan alam ciptaan-Nya ini dengan penuh rasa tanggung jawab sesuai dengan yang Dia inginkan. Pada titik ini perlu disadari 'manusia sebagai citra Allah', sebagai gambaran Allah, manusia memiliki tugas dan tanggung jawab tersendiri. Tugas dan tanggung jawab tersebuat adalah memelihara dan merawat semua makhluk hidup yang ada di sekitar termasuk lingkungan yang ada di sekitar dimana dia berada. Semakin jelas bahwa tugas utama manusia adalah menjaga bumi ini, dan menjaga kelestarian lingkungan.

Pada tahap ini seharusnya kita semua berterima kasih kepada para pemulung yang dengan setia menampung/mengumpulkan sampah-sampah plastik, menjadi sesuatu yang berguna. Memang pekerjaan mereka terlihat sepele dan sederhana tetapi apabila dikaji lebih dalam sebenarnya pekerjaan mereka adalah suatu panggilan yang mulia. Hal ini dikatakan sebagai panggilan yang mulia karena sadar atau tidak sebenarnya apa yang mereka lakukan adalah bukti nyata kalau sebenarnya mereka care terhadap lingkungan hidup. Meskipun mereka mendapatkan keuntungan dari hal tersebut tetapi pada hakekatnya mereka hendak mengjaga kelestarian lingkungan yang ada di sekitar. Dengan bantuan mereka lingkungan akan dapat terlihat lebih sehat dan indah.

Bumi milik bersama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun