Mohon tunggu...
ADRIAN
ADRIAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Hoby nonton anime

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak dari Resesi Dunia terhadap Ekonomi Indonesia

6 Januari 2023   23:25 Diperbarui: 6 Januari 2023   23:29 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menteri Keuangan Sri Mulyani telah memastikan akan terjadi resesi global tahun depan. Keadaan ini pasti akan berdampak negatif pada perekonomian domestik.

Ekonom makro Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, meski Indonesia masih jauh dari resesi, akan ada beberapa dampak langsung terhadap perekonomian domestik jika terjadi resesi global.

Pertama, perkembangan neraca perdagangan yang surplus sejak tahun lalu bisa kembali defisit. Pasalnya, perekonomian Indonesia tahun ini banyak diuntungkan dengan mengekspor komoditas utama yang harganya naik tajam. "Dampak yang bisa dirasakan adalah perlambatan kinerja ekspor karena permintaan global turun dan harga komoditas juga cenderung turun. Sehingga kita bisa melihat defisit neraca perdagangan lagi."

Kedua, pendapatan pemerintah terancam. Resesi global yang berdampak pada kegiatan ekspor akan berdampak pada berkurangnya penerimaan negara, khususnya penerimaan negara bebas pajak (PNBP). Anggaran yang surplus sejak Januari lalu bisa kembali defisit. "Jadi tanda-tanda tercepat yang harus diwaspadai adalah penurunan ekspor, neraca perdagangan dengan risiko defisit, dan penurunan pendapatan pemerintah," ujarnya.

Ketiga, dampak langsung lainnya adalah devaluasi nilai tukar rupiah. Saat resesi melanda, investor lari dari obligasi dan pasar saham Indonesia dan beralih ke aset safe-haven seperti emas. Kondisi ini muncul saat Indonesia mengalami resesi di tahun 2020 di tengah pandemi Covid-19. Sehingga jika terjadi resesi global, kondisi ini tentu akan terulang kembali. "Investor memindahkan dananya ke safe havens seperti emas dan dolar AS," kata Faisal.

Keempat, dampak terhadap kegiatan impor. Ekonom LPEM UI Teuku Riefky mengatakan resesi global akan membuat dolar AS lebih mahal, yang akan meningkatkan nilai impor barang dan modal. "Ini bisa menyebabkan produksi turun dan ekonomi melemah," katanya.

Kelima, hentikan investasi di dalam negeri. Resesi akan mengganggu keuangan investor yang sebelumnya berinvestasi di Indonesia, menyebabkan tidak hanya investasi masa depan yang berkurang tetapi investasi yang sudah ada kemungkinan juga akan berhenti. Dunia pasti akan mengalami resesi tahun depan, bagaimana nasib Indonesia?

"FDI akan melambat pada 2023 dan mungkin pulih (naik) pada 2024 setelah resesi pulih. Jadi ada beberapa saluran proxy untuk Indonesia jika benar-benar terjadi resesi global tahun depan," ujarnya. Sebelumnya, Sri Mulyani memprediksi ekonomi dunia akan memasuki resesi di tahun mendatang. Penilaian tersebut didasarkan pada beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, yang menaikkan suku bunga acuannya untuk meredam tekanan inflasi. Sri Mulyani meyakinkan bahwa kebijakan tersebut akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dan semakin sulit menghindari ancaman resesi. "Kenaikan suku bunga cukup ekstrem secara bersama-sama, sehingga pasti akan terjadi resesi di dunia pada 2023," kata Ani, sapaan akrabnya, dalam konferensi pers, Senin (26/9). Begitu juga di Amerika Serikat (AS) yang sejauh ini naik 300 basis poin. "AS (benchmark rate) sudah di 3,25 persen, naik 300 basis poin, ini terutama karena pertemuan September dinaikkan lagi sebesar 75 basis poin, sejalan dengan inflasi AS 8,3 persen," katanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun