Mohon tunggu...
Adra sufianta
Adra sufianta Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan Redaktur di salah satu media online

Jiwa dan jari-jariku selalu terpanggil ketika ada peristiwa dan hal-hal baru menghampiriku. Bermula dari rasa keingintahuan terhadap objek baru yang tidak semua orang bisa dan mampu mengenalinya lebih dalam. Motivasi awal hanya ingin berbagi cerita dan pengalaman hidup pribadi kepada makhluk sosial lainnya, semoga pengalaman hidup saya yang dijadikan tulisan-tulisan pendek ini, juga bisa menjadi pengalaman hidup bagi pembacanya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mencurahkan Isi Hati

18 Maret 2024   00:54 Diperbarui: 18 Maret 2024   00:57 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang yang mencurahkan isi hati sering kali tidak menyadari konteks pembicaraan. Ia perlu memahami mana lawan bicara yang sedang menjatuhkan dirinya dengan membandingkan penderitaan, dan mana lawan bicara yang sepenuhnya mau mendengarkan cerita.

Dalam curhat, ada orang yang berperan sebagai subjek (orang yang curhat) dan objek (orang yang sedang diajak curhat). Subjek harus siap dengan segala respons yang diberikan objek, misalnya mengernyitkan dahi, membelalakkan mata, menggelengkan kepala, dan sebagainya, karena manusia memiliki daya refleks tertentu. Kecuali Anda sedang curhat dengan tembok, tentu saja tembok tidak akan mengeluarkan respons atau tanggapan apa pun.

Dalam obrolan intim atau curhat, biasanya subjek menguasai arah pembicaraan. Maka, tanggapan objek tidak boleh dianggap sebagai perbandingan atas suatu penderitaan.

Ketika objek berbicara, anggap saja ia sedang menjadi subjek kedua. Artinya, subjek pertama harus mendengarkan objek.

Idealnya, dalam curhat terjadi kesepakatan respons pada awal pembicaraan sebelum pembicaraan itu bergerak semakin jauh. Anda bisa meminta lawan bicara dengan berkata, "Saya hanya ingin didengarkan", atau "Saya membutuhkan pendapat anda iya atau tidak",atau "Saya ingin mendengar komentar anda tentang sesuatu'. 

Hal itu akan lebih baik karena bisa saja orang yang anda ajak curhat tiba-tiba mengeluarkan respons yang tidak sesuai dengan harapan Anda.

Setiap orang ingin dihargai. Ketika Anda merasa senang saat teman anda mampu menjadi lawan bicara yang baik, maka berikan penghargaan untuknya dengan mengapresiasi kesediaannya menjadi pendengar anda. Namun, jika respons yang ia berikan tidak sesuai dengan kehendak anda, anda tidak boleh menghakiminya dengan label yang buruk.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun