Mohon tunggu...
Adolf Febrianto
Adolf Febrianto Mohon Tunggu... Buruh - Seorang pembuat puisi yang amatir

Jogjakarta, 13 Febuari 1994 Seorang pemungut rejeki

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rumah Asriku

29 Juli 2019   15:53 Diperbarui: 29 Juli 2019   16:00 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

bermain main dengan hati
selalu riskan takut terhenti
terus tergerus tanpa ranting
gemuruh itu sangat membuat genting

ku lihat genteng di rumahku yang asri
terlihat banyak sela sela yang terhambur
terusik akan asiknya di siang hari
tak tau bahwa masih ada yang tertidur

ku lihat lagi taman depan rumahku yang asri
banyak bunga dan banyak rumput yang mati
hilang semua pesonanya terpatri
kenanganpun enggan untuk lestari

kini ku lihat ke dalam rumahku yang asri
banyak perabot yang sudah terbengkalai
hilang nilai estetika dan nilai guna

kini ku kihat juga dapur dari rumahku yang asri
penuh dengan sayuran yang beraneka ragam
saling tumpuk satu sama lain
sampai tak terlihat meja dapurku

oh, rumahku yang dulunya asri
kenapa engkau sungguh semrawut
apakah pemilikmu sudah acuh tak acuh
ataukah dirimu sudah terlalu tua untuk menopang

Samarinda, 24 Juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun