Di Sumbawa sendiri, pola jemput bola dengan merasia vaksin dirangkai razia kendaraan dan langsung diarahkan ke posko, sudah beberapa kali dilakukan. Jadi sebagian masyarakat juga sudah paham.Â
Sampai di loket pembayaran, cukup terkejut melihat pengendara di depan antrean membayar tiket dengan uang cash.Â
Padahal di bulan Maret lalu, ketika saya lakukan hal yang sama untuk membeli, petugas bersikeras melarang. Sama sekali tidak terima.Â
Dan kala itu saya harus bikin kartu kayak ATM itu seharga 100 ribu dengan perincian biaya buat kartu 25 ribu, biaya tiket 68 tibu dan biaya setiap top up dana kena cash untuk pihak penyedia 3 ribu rupiah. Heran kini jenapa petugas kok plinplan.Â
"Kita ada saldo yang tersedia makanya kita bolehkan," demikian kata petugas ketika ditanyakan saat giliran saya di loket
Mungkin saja pihak ASDP di pelabuhan membolehkan seperti itu untuk mengantisipasi lonjakkan penumpang di musim mudik.Â
Cuma lupa ditanyakan andai bayar tanpa isi ulang dengan kartu akan tetap kena cash 3 ribu atau tidak.Â
Maksudnya harga tiket 68 ribu untuk satu motor, apa akan jadi 72 ribu atau tetap diminta 68 ribu...hehe. Bila diminta 72 ribu, akan masuk ke mana uang yang 3 ribu itu.Â
Antrean kendaraan masuk kapal dimulai dari kendaraan berat semacam truk-truk ekspedisi dulu dan mobil, kemudian motor paling terakhir atau di sisip-sisipin oleh petugas setelah sampai di dalam kapal.Â
Naik tangga ke kabin penumpang, hampir semua kursi sudah terisi. Kursi panjang yang biasanya bisa diduduki 2 atau 3 orang, sudah dikapling satu orang.Â