Pengalaman beberapa kali mudik sebelum satu dua hari menjelang lebaran atau saat arus balik, kapal biasanya penuh dan sesak oleh penumpang, terutama rute Bali-Lombok.Â
Ini juga lantaran Idul Fitri biasanya dirangkai hari libur nasional, sehingga banyak yang berwisata dan traveling usai hari raya.Â
Mengantisipasi seperti ini juga baik karena saat dalam antrean kendaraan untuk naik ke kapal, kita tak bisa memprediksi tipe kendaraan apa yang harus naik duluan.Â
Tak mesti harus bus atau truk lalu mobil dan terakhir motor. Tergantung pengaturan dan komposisi muatan oleh petugas kapal demi alasan keamanan dan keselamatan.
2. Makanan ringan hingga makanan berat, juga minuman.
Berlayar dalam kondisi belum makan pada saat seharusnya sudah makan, bisa menyisahkan masalah di atas kapal.Â
Mulai dari sensasi asam lambung naik ditambah pusing karena goyangan kapal, hingga harga makanan di kapal yang cenderung mahal dan pilihannya terbatas.Â
Resto atau kafe sederhana di atas kapal bukanlah warteg atau aplikasi GoFood yang bisa diorder sesuka hati dan semampu dompet. Sangat terbatas, lebih banyak makanan ringan dan minuman ringan.Â
Begitu juga harganya. Misalkan di kapal feri Sumbawa-Lombok segelas kopi sachet bisa dijual 7 ribu atau 8 ribu. Di atas kapal Bali-Lombok bisa dibanderol 10 ribu hingga 12 ribu. Untuk Indomie telur, pop mie, air minum dalam kemasan dan lain-lain menyesuaikan.Â
Bila ingin yang murah dan irit kala bepergian dengan keluarga, bawa saja termos air panas ke atas kapal dan bisa menyeduh sendiri.Â