Just Sharing....
Seorang teman berkisah soal kebaikan hati meminjamkan uang ke sejumlah orang. Para peminjam itu ada yang terbilang masih keluarga namun sebagian besar adalah kawan-kawan dekatnya.Â
Dalam perjalanan waktu, niat hati membantu namun berujung duka. Uang tak kembali, tali persahabatan pun putus.Â
Ketika duduk ngopi bersama saya di sebuah warung sederhana di pinggir sawah, terdengar curhatan mengalir dari bibirnya. Suaranya berat.
" Mereka ngga mau pinjam ke bank, katanya riba.Lebih enak pinjam ke teman nanti ditambahin berapalah pas balikin," ujarnya sembari mengepulkan asap rokok dari mulutnya.Â
Tercatat ada lima orang yang belum mengembalikan dana miliknya. Jumlahnya bervariasi mulai 800 ribuan hingga ada yang 8 jutaan. Total kurang lebih 14 jutaan masih belum balik. Tanggal kesepakatan sudah dibuat diantara mereka, namun janji tinggal janji.Â
Atas dasar persahabatan, dia menghindari konflik dengan para peminjam. Namun manakala desakan kebutuhan pribadi muncul, mau tak mau harus mengingatkan akan komitmen pengembalian. Namun lagi-lagi beraneka alasan diterima. Serba salah memang.Â
Saya tak habis mikir soal pola mindset para peminjam. Demi memghindari riba karena alasan keyakinan,namun tanggung jawab mengembalikan malah diabaikan.
 Alih -alih melakukan apa yang baik menurut keyakinan, namun melakukan yang "jahat" dalam tanda petik pada orang yang telah berbaik hati.Â
Tak terpikirkan kah oleh mereka dampak dari pengabaian memulangkan apa yang menjadi milik orang lain? Bagaimana andai dia juga punya keperluan keuangan yang mendesak? Kemana dia harus mencari untuk menalangi?Â