Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Apakah Belajar Bahasa Inggris Hanya Agar Bisa Lulus TOEFL?

27 Mei 2021   14:24 Diperbarui: 30 Mei 2021   15:04 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi_adolf_2013

Just Sharing....

Mendengar kalimat Tes TOEFL, yang terlintas pertama di memori adalah ujian sarjana. Di kampus dulu, sebelum maju sidang TA (Tugas Akhir), wajib ikut tesnya. Syarat lulus minimal 400. Saya bersyukur skornya di atas itu. 

Padahal sekian tahun lalu, di jaman Yutub, Vlog bahkan  Podcast belum seramai sekarang, angkatan jaman dulu lebih akrab mendengar lagu - lagu barat dan melafalkan liriiknya.

Itu pun tergantung selera. Tak semua suka karya musisi luar. Meminjam judul lagu lawas Om Ari Wibowo, kamu suka singkong atau keju. 

Ada lagu dalam negeri, ada lagi buatan luar negeri. Yang satu dinyanyikan dalam Bahasa Inggris, satunya dalam bahasa Indonesia.  

Satu lagi penanda perbedaan antara generasi dulu dan sekarang, adalah tahapan belajar Bahasa Inggris yang dimulai sejak Sekolah Dasar. Generasi sebelumnya baru belajar bicara My name is Budi and What is your name di bangku SMP alias kelas 7.  

Betapa diuntungkan generasi kekinian. Bahkan sebelum pake seragam merah putih, mereka sudah terbiasa pegang HP yang lebih banyak di setting dalam Bahasa Inggris. 

Bukan lagi beragam play grup, PAUD, hingga menyewa seorang Asisten Rumah Tangga (AST) yang merangkap guru bahasa Inggris. Bisa merawat si kecil sembari cas cis cus dalam bahasa asing. Sudah pasti gajinya fantastis. 

Terkenang saya pernah dimintakan tolong salah seorang pengusaha di Bali, mencari teman kampus yang dikenal dekat, agar bisa paruh waktu mengajari anak perempuannya berkomunikasi dalam Bahasa Inggris sebelum si anak masuk SD. 

Kebetulan ada adik kelas satu fakultas. Cewek Jakarta yang memang englishnya fasih banget.  Jadilah dia dibayar dari kemampuannya. 

Si AST di atas dan teman saya yang bisa bahasa asing, mungkin hanya dua contoh kecil, betapa dengan kemampuan itu, mereka bisa dapat uang lebih.

Dengan demikian Tes TOEFL (Test of English as a Foreign Language ), rasanya jauh lebih wajib sifatnya di jaman sekarang. Mengapa? Karena semuanya sudah english-english. 

Buka HP, buka laptop, buka medsos, buka lamaran, buka jurnal, buka bisnis bahkan beraneka topik diskusi di media dengan narsumber, sudah banyak menggunakan istilah dan kosakata dalam bahasa inggris. 

Pertanyaannya mungkin, apakah warga kita, terkhusus pelajar dan mahasiswa, apakah antusias mendalami bahasa inggris atau hanya demi lulus TOEFL saja? 

Tak dapat dipungkiri, mereka yang berhasil lulus TOEFL dengan nilai tinggi, biasanya memang sudah terlatih dan memiliki motivasi tinggi dengan sejumlah alasan -alasan ini. 

1. Pengen sekolah ke luar negeri

Pengusaha yang meminta tolong saya mencari tenaga part time buat anaknya, adalah salah satu orang tua yang cukup secara penghasilan, dimana 3 dari 4 anaknya kuliah di Amerika. 

Beliau hanya salah satu dari banyak orang tua lain di Indonesia, yang menyekolahkan buah hati ke negeri yang komunikasi sehari-hari bukan dalam bahasa Indonesia. Demi niat tersebut, dimulailah sejak usia dini. 

2. Motivasi sendiri dari si anak. 

Kadang sumber daya ada, namun dorongan kemauan tak ada. Meski jaman sekarang sangat lah mudah belajar dan mempraktekkan bahasa inggris dibanding jaman dulu, tak semua mahasiswa dan pelajar itu antusias. 

Selain minat dan ketertarikan, tak sedikit yang merasa apa gunanya dan mau dipakai dimana keahlian itu. 

Ironisnya jaman sudah berubah dan hampir semua bidang pekerjaan dan kehidupan, setidaknya memerlukan kemampuan minimal berbahasa asing. 

3. Pengen bisa ngomong sama orang bule. 

Konotasi bule selalu lekat dengan bahasa inggris, karena hampir diajarkan di semua negara. Tak sedikit warga mendalami agar tak terkendala dalam berkomunikasi. 

Saya juga terdorong belajar agar bisa mengenal budaya negara luar dan orang-orangnya via komunikasi langsung. 

Baca juga : https://www.kompasiana.com/adolfdeda/6059e2488ede484da1609cc2/jadi-teman-dadakan-buat-dua-bule-kesasar

4. Tuntutan pekerjaan dan profesi. 

Kerja di hotel berbintang, bahkan sekelas hotel melati pun butuh kemampuan bahasa inggris. 

Kerja di perusahaan berbasis pariwisata, perusahaan asing, atau perusahaan nasional yang berafiliasi dengan kantornya di luar negeri, sangat butuh kemampuan bahasa inggris. 

Mau jadi wartawan, presenter di TV, koresponden luar negeri, kerja di KBRI, jadi diplomat, pilot, pramugari, dan beraneka profesi lainnya, sangat membutuhkan komunikasi baik lisan maupun 

Fungsinya sebagai tambahan pelengkap  kemampuan berbahasa Ibu (Indonesia), rasanya cukup mendukung dalam karir. Tak salah dari para pekerja kepincut mempelajari. 

5. Demi perkembangan kepariwisataan di daerah lokal. 

Ketika sirkuit internasional akan dibuka di Mandalika Lombok NTB, salah satu isu yang menarik perhatian adalah apakah kemampuan SDM lokal sudah dibekali kemampuan bahasa asing, terutama bahasa inggris? Link medianya bisa baca di sini : Siap-siap Daftar KEK Mandalika Butuh 27.694 Tenaga Kerja

Ini mungkin hanya salah satu contoh dari sekian banyak kendala di daerah lain. Ada anak-anak kita, adik adik kita, mereka adalah calon-calon tenaga kerja lokal di daerah dan pemerintah harus memprioritaskan. 

Masalah nya kadang bukan di bukaan lapangan kerja yang  sudah disediakan, tapi di kemampuan berkomunikasi, negosiasi dan aktifitas yang membutuhkan penguasaan bahasa asing. 

Ada banyak sarjana di daerah, tapi bila sudah kualifikasinya melebar ke penguasaan bahasa inggris kuantitas yang banyak itu bisa mengerucut mengecil lantaran banyak yang tak lolos. 

Di satu sisi, asumsi warga bahwa kuliah di Sastra Inggris atau di FKIP Jurusan Bahasa Inggris ujung-ujungnya pasti jadi guru bahasa. Padahal meski tak kuliah di fakultas itu, sarjana lain juga alangkah baiknya mendalami sebagai soft skill.

Dokumen Pribadi_Pantai Pasir Putih salah satu obyek wisata lokal di Kabupaten Sumbawa Barat NTB
Dokumen Pribadi_Pantai Pasir Putih salah satu obyek wisata lokal di Kabupaten Sumbawa Barat NTB
Betapa bermanfat bila ada putra putri daerah yang tak hanya berilmu, tapi juga dibekali kemampuan asing. 

Manakala obyek wisata di daerah itu berkembang,mereka dapat diberdayakan atau mereka mungkin yang bisa memberdayakan warga lokal lainnya. 

Cara Sederhana Belajar Bahasa Inggris berkaitan Tes TOEFL

Ada standar skor minimal kelulusan yang tergantung dari tujuan dan pertimbangannya. 

Mau sekolah, mau bekerja atau mau tinggal di luar negeri. Atau tetap di dalam negeri, namun pekerjaan dan bidang dari pekerjaan itu mengharuskan adanya Tes TOEFL. 

1. Ngintip dulu tes-tes nya kayak apa. 

Ibarat mau perang, cari tau dulu kira kira seberapa banyak musuhnya, dengan  cara apa bisa mengalahkan, dan seberapa cepat menumpasnya. Jadi liat liat dulu berapa banyak soal -soalnya, baik lisan ato tulisan, dan seputaran apa aja. Jangan lupa batasan waktunya. 

2. Belajar 4 kemampuan dasar, yang kerap ditayangkan dalam tes, meliputi Membaca,Mendengarkan. Struktur Kalimat dan Mengekspesikan jawaban.

Hanya sekedar sharing aja, 

a. Untuk bacaan, saya biasanya berlatih menghafal kosakata. Karena dalam bacaan, biasanya ada kata-kata yang tak familiar atau istilah dalam bentuk kata gabung atau imbuhan, yang jarang dipakai dalam komunikasi sehari -hari. 

Sekarang banyak kamus digital atau buku digital khusus kosakata, termasuk padanan dan lawan katanya, sufiks atau prefiks. Dengan HP di tangan jauh lebih muda bagi anak sekarang. Asalkan niat. 

Kalo saya dulu dengar lagu -lagu barat, seperti yang pernah saya tuliskan di bawah ini, atau kerap membaca media berbahasa inggris semacam The Jakarta Post  hingga membeli Alkitab dua bahasa, yakni Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. 

Sampul Kaset Penyanyi Barat Bacaan Lain Koleksi Masa Kecil


b. Struktur kalimat dan Ekpresi, mau tidak mau harus paham benar. Karena dengan mendengar orang Bule atau mereka yang bahasa inggris jadi bahasa sehari-hari,kita sebenarnya bisa mencocokkan dia sedang bicara topik pada masa apa dan sedang apa. 

Ini jauh lebih sulit dari belajar grammar tanpa mendengar. Tapi menurut pengalaman , dengan memahami 12 grammar dasar, biasanya cukup membantu. 

Kesulitannya mungkin, modifikasi perubahan kata kerja berdasarkan waktu termasuk dengan penambahan es,s,atau bentuk ingg di belakangnya, yang harus banyak dhafal. 

Untuk kata atau kalimat ekspresi,juga penting. Ada kata-kata tertentu, yang memang kerap digunakan untuk mengekpresikan sesuai konteks bacaan. 

c. Mendengar dan berbicara. 

Untuk anak jaman sekarang, kayaknya mesti banyakkan nonton tayangan film dengan atau tanpa terjemahan bahasa Indonesia. Kalo saya dulu, mungkin karena kuliah di Bali, mudah bertemu banyak wisatawan lintas negara dimana mudah mempraktekkan. 

Bisa juga mendengarkan musik luar dan beraneka tayangan berbahasa Inggris. Jaman sekarang jauh lebih mudah dan banyak pilihannya. 

3. Perhatikan limit waktu dan kesiagaan. 

Kata orang gagal untuk bersiap, bersiap untuk gagal. Persiapan meliputi fisik dan mental, termasuk kondisi tubuh dan peralatan yang akan digunakan. 

Kita mungkin hanya dikasih beberapa jam untuk menyelesaikan, berkonsentrasilah. Karena hasil dari tes yang cuma sekian jam itu, bisa merubah hidupmu bahkan masa depanmu. 

Bisa membawamu terbang ke step berikutnya di dalam kehidupan. So prepare semuanya. 

4. Jauh lebih penting konsisten menerapkan setelah test TOEFL usai.

Tujuan dibalik kelulusan tes bisa mengantar ke gerbang berikut dalam kehidupan. Namun jangan berhenti sampai di sana. 

Terus berlatih dan konsisten. Karena belajar bahasa, terutama bahasa asing, bermanfaat di sepanjang kehidupan. Dan sampai sekarang saya juga masih belajar...hehe. 

Baca juga : https://www.kompasiana.com/adolfdeda/5f3921b4d541df21201e3912/pantai-mawun-lombok-ketika-bocah-lokal-berteman-bule-amerika 

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun