Melewati masa bocah di tahun sebelum reformasi 98 dan tahun -tahun sebelumnya, bukan membanding=bandingkan, tapi realitanya memang sentimen antar agama di tanah air tak setajam sekarang.Â
Terutama di media sosial. Silahkan buka tayangan YouTube dan cek apa saja yang ditayangkan, yang malah meruncingkan perbedaan.Â
Tanpa sadar, istilah 'baku hajar' Â antar warga dalam hal keyakinannya malah menjadi ruang bagi para teroris tuk menjadi keuntungan bagi mereka dalam menjalankan aksi.Â
Masyarakat yang sudah 'terbelah' dalam tanda kutip, malah makin jadi terbelah lantaran aksi terorisme. .Â
2. Tak bisa menyerang pemerintah, teroris menyerang gereja.
Negara sadar fungsinya melindungi seluruh warga tanpa memandang SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan). Dengan pancasila  sebagai dasar dan pedoman hidup yang diacu, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,Â
Teroris mengebom gereja untuk mengalihkan perhatian pemerintah. Mereka ingin menunjukkan eksistensi dan perlawanannya terhadap negara dengan melakukan serangan aksi tak berperikemanusiaan.Â
3. Mengharapkan gaungnya dapat terdengar sebagai ancaman ke dunia internasional.Â
Tujuan politik lain yang ingin dicapai adalah mengharapkan gaung dari tindakan mereka terdengar hingga belahan dunia lain. Sejumlah gereja di tanah air memang memiliki afiliasi atau jaringan dengan gereja lain di berbagai negara.Â
Dengan terjadi di sebuah gereja lokal, dan menjadi berita yang diliput media nasional atau media asing, makin tersiar secara global. Apalagi bila pelaku dan jaringan terorisme tersebut, berafiliasi juga dengan jaringan teroisme di belahan dunia lain.Â
Apa yang bisa diperbuat negara tuk mengantisipasi pengemboman gereja di tanah air?Â
Berikan pelatihan mendeteksi pelaku terorisme pada pekerja gereja