Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Seperti Apa Orang Memandang Masa Lalu dalam Hidupnya?

1 Maret 2021   16:22 Diperbarui: 1 Maret 2021   20:27 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

I remember my youth and the feeling that will never come back any more...(Joseph Conrad)

Nemu quote di atas itu pertama kali saat sekolah menengah  Terpampang di sebuah ruangan perpustakaan, lalu menyalinnya di halaman belakang buku pelajaran. Sekarang bukunya entah kemana, tapi kalimat tersebut selalu teringat.  

Ya..., Hidup adalah anugrah dan masa muda adalah bagiannya. Realitanya hidup isinya tak hanya masa muda (youth), namun sebuah proses dari periode anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia. 

Siapa pun kita hari ini, adalah hasil dari keputusan dan tindakan yang dipilih, di sepanjang periode tersebut.  Beberapa keputusan dibuat sendiri, sebagian atas konsekuensi campur tangan orang lain. 

Terutama keputusan dari mereka-mereka yang ditakdirkan memiliki otoritas atas kehidupan seseorang, sepertii misalnya orang tua atas kehidupan anak-anaknya. 

Di dunia pekerjaan, kaitannya dengan hubungan atasan bawahan, manajemen (institusi) bisa juga membuat keputusan penugasan memindahkan karyawan atau pegawainya ke bidang kerja yang baru atau ke lokasi baru di luar kota atau luar daerah, untuk sekian waktu. 

Dengan bermigrasi ke suatu wilayah yang tak sama dengan domisili awal, bisa merubah jalan hidup seseorang. Entah ujungnya adalah kebahagiaan atau bisa juga menyusahkan. 

Di luar dari kita dan orang lain, kehidupan juga bisa berdampak lantaran situasi dan kondisi, seperti halnya krisis ekonomi, perang, pergolakan politik, dan pandemi penyakit.

Ditambah lagi status sebagai makhluk sosial yang membuat tak bisa hidup sendiri, pada akhirnya akan terjalin secara sosial dengan orang lain. Kehadiran orang lain dalam  kehidupan seseorang, bisa memberi warna tersendiri. 

Entah ditakdirkan sebagai teman hidup, teman baik atau teman tapi berakhir musuh. Semua punya potensi ke sana.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun