Lantas, bila seseorang ditanyakan, seperti apa mereka memandang masa lalu dalam hidupnya, bisa jadi beraneka jawaban. Wajar memang. Karena definisi dan perspektif sifatnya personal orang per orang. Namun semua alasan tersebut umumnya terbagi dalam beberapa hal di bawah ini:Â
1. Penyesalan
Beberapa orang menyesal dengan pilihan dan keputusan di masa silam. Terlebih bila akibat yang dirasakan  kian menyulitkan hingga membenamkan kehidupan mereka di masa sekarang.Â
Kenapa dulu saya sebodoh itu? Senekad itu dan tak berpikir panjang. Kenapa dulu saya tak diberitahu atau bertanya pada orang lain sebelum mengatakan iya ketika saya ditawari. Atau mungkin menyesal : kenapa dulu saya berteman dengan dia?Â
Terapi buat yang merasa demikian adalah masa lalu tak dapat dirubah, meski dengan konsekuensi tambahan yang dijalani sekarang. Ampuni dan maafkan masa lalu mu dan jangan memikul rasa bersalah sepanjang hidupmu.Â
Berhenti mengasihani diri sendiri, mari bangkit dan berubah. Masa lalu kelam bukan berarti masa depan akan gelap. Berhenti mendengar apa kata orang yang mengintimidasi masa silammu bila engkau sudah tak seperti dulu.Â
2. Kebanggaan
Tidak sedikit orang, di masa lalu mencapai banyak hal besar dan merasa itu terbaik dalam hidupnya. Mungkin pada saat sekolah atau kuliah, atau mungkin menekuni karir. Sejumlah piala, tropi, sertifikat menjadi pajangan di rumah, hingga tulisan berita mengenai mereka di surat kabar. Itu sangat memorial bagi mereka.Â
Tapi bagaimana mereka sekarang? Masihkah sehebat dulu? Masihkah dengan citra positif di masa lalu? Bila melihat para menteri kabinet dan kepala daerah gubernur, bupati hingga walikota dan pejabat publik lain, yang dulunya luar biasa kini menjadi tahanan korupsi  dan berurusan dengan hukum, dimana semua kebanggaan itu?
Sekedar saran bagi yang selalu bangga dengan masa lalu : hidup terus berjalan, zaman terus berubah Dulu jaya dulu kuat dulu dipuja, bukan berarti tak bisa jatuh atau dijegal.Â
Nasihat abadi yang selalu diingatkan adalah tinggi hati mendahului kehancuran, kerendahan hati dan terus beryukur akan membuat selamat.Â
3. Pelajaran