"Satu APD lengkap sebelum wabah corona, harganya 600 ribu. Sekarang harganya melonjak naik jadi 2 juta," ujar dokter Edial Sanif SpJp FIHA, salah satu dokter spesialis di Klinik Jantung Kota Cirebon, kala ditemui awak media dari Radar Cirebon.
Bayangkan dengan harga segitu untuk penggunaan sekali pakai. Bagaimana kalangan tak mampu dapat membelinya sedangkan uang segitu bisa cukup buat beli beras dan kebutuhan makan selama DiRumahSaja. Para medis, yang meskipun secara pendidikan, status dan penghasilan lebih tinggi boleh jadi bakalan tekor pengeluaran andai harus terus keluar dana untuk APD selama merawat korban corona. Bandingkan itu dengan warga lain di tanah air, yang memiliki mata pencaharian dan penghasilan jauh dari kata lebih alias dicukup -cukupin.
Tak salah pihak kepolisian menindak warga dengan APD lengkap di swalayan. Uang memang milik pribadi. Tak ada larangan hitam di atas putih mengenakan busana seperti itu. Namun  sebaiknya memiliki rasa empati terhadap masyarakat lain. Ada kalangan yang tak mampu mengenakan itu lantaran tak punya dana untuk membelinya. Di samping itu, sebagian warga lain rela berdonasi seikhlasnya untuk menalangi biaya APD bagi para medis ibarat mereka adalah prajurit di garis depan medan tempur. Â
Bayangkan dampaknya andai tak di indahkan. Akan menular ke yang lain, dan pemandangan APD lengkap orang berbelanja akan terlihat dimana -mana. Yang kaya akan semakin mampu membentengi dirinya, dan yang tak mampu akan mengurut dada. Apa kita mau membuat batas kemiskinan bertambah dengan apa yang dikenakan di masa krisis korona.Â
Dengan APD sebatas masker biasa yang harganya 3 ribu rupiah, hampir semua masyarakat mampu membelinya. Dengan APD lengkap, mungkin hanya kaum yang mampu. Mari renungkan, sejauh mana kepedulian sosial di negeri ini.Â
Referensi :Â
2. news.detik.com Â
Salam,Â
Sumbawa NTB, 31 Maret 2020,Â
16.58 WitaÂ