Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kembalian Diganti Vitamin C, Apa Saya Harus Memberinya ke Tukang Parkir?

19 Maret 2020   21:57 Diperbarui: 20 Maret 2020   15:38 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: klikhukum.id

Just Sharing...

Judul di atas adalah pengalaman pribadi. Terjadi di tahun lalu pada Bulan September. Sepulang kantor, saya mampir membeli obat ke sebuah apotek. Tebusan harga obat itu, setelah dihitung-hitung, ada kembalian di dalamnya 500 rupiah. Saya menunggu di depan etalase. 

Sejurus kemudian, si Mbak pelayannya datang dan menyerahkan obatnya. Plus bonusnya juga. Vitamin C berwarna orange. Mengingatkan saya akan iklannya di TV beberapa tahun silam. Dibawakan tiga personil AB3. Bernyanyi dan berbagi suara. C...benerrr rasanya. 

Memang benar rasanya. Bukan ngerasain ngemut vitamin itu, tapi lebih pada rasa terkejut. Seumur - umur beli obat di apotik kembalian diganti permen. 

Iya bentuknya seperti permen, hanya isinya saja yang berbeda. Yang ini lebih bermanfaat dari permen, mungkin demikian alasannya. Bakalan tak ditolak sama pembeli. Padahal dalam laut dapat diduga, dalam hati konsumen siapa yang tahu.

Apa tampang dan perawakanku butuh vitamin sampai- sampai ngga ada request, kok malah dikasi. Hehe. Aku tertawa sendiri dalam hati. Mau komplain, suara kecil dalam hatiku berbisik: tak apa-apa ambil, saja. 

Kalau diterima, berarti saya harus keluarkan uang lagi 1000 rupiah untuk bayar biaya parkir di depan apotik tersebut. Padahal soal lahan parkir memarkir, kadang kita sebagai masyarakat tak tahu apakah pungutan parkir di suatu tempat itu legal dan ada ijinnya, ataukah hanya apotik ini terlihat ramai pelanggannya, lantas ditariklah restribusi parkir.

" Maaf, tak ada uang kecil Om," demikian tadi pelayan muda yang usianya sekitaran 20 tahunan itu berkilah.

Saya memasukkan obat beserta permen hisap vitamin itu ke dalam tas. Berdiri sejenak dan memandang ke abang tukang parkir. Jarak nya kurang lebih lima meteran antara etalase apotik dengan parkiran kendaraan. 

Terbesit di pikiran. Apa saya harus memberi vitamin seharga 500 rupiah ini ke tukang parkir itu dan menambahkan dengan uang koin 500 rupiah supaya genap seribu rupiah biaya parkir motor. 

Berharap si juru parkir itu akan 'curhat' nantinya ke pihak apotik bahwa salah seorang pengunjung membayar dengan vitamin C pemberian apotik. Tapi kok ngga tega ya.Tak bijak lakukan seperti itu. Akhirnya saya merogoh uang 1000 rupiah dari saku celana.

"Banyak uang koin nya Bang?" tanya saya saat serahkan uang parkir itu

"Banyak Om, mau tukar ke? " ujar juru parkir tanpa seragam itu.

Saya lalu menukar satu lembar uang 20 ribu dengan beberapa uang koin 500 bercampur koin 1000. Dalam hati, tak habis berpikir. Bagaimana mungkin pihak apotik ini mengatakan tak ada koin 500 dan mengganti dengan vitamin C, padahal tukang parkir di depan tempat usahanya setiap hari selalu ada uang receh dari bayaran parkir pelanggan. 

Miris memang, tapi ya sudahlah. 

Selamat Hari Konsumen

Sumbawa NTB, 19 Maret 2020
22.50 WITA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun