Mohon tunggu...
Aditya Saputra
Aditya Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang menyukai sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

RCEP dan AFTA : Peluang Emas Produk Indonesia Menembus Pasar Global

16 Juni 2025   13:13 Diperbarui: 16 Juni 2025   13:13 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika kita bicara soal pembangunan ekonomi, banyak orang langsung membayangkan infrastruktur megah, anggaran triliunan, atau pertumbuhan PDB. Tapi, tahukah kamu bahwa kekuatan Indonesia juga bisa ditentukan dari seberapa kompetitif produk kita di luar negeri?

Di sinilah peran penting perjanjian dagang regional seperti RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) dan AFTA (ASEAN Free Trade Area) mulai terlihat. Kedua kerja sama ini membuka jalan besar bagi Indonesia untuk bersaing di kancah global. Tapi, apakah betul semua peluang ini bisa dimanfaatkan maksimal?

Lewat AFTA, negara-negara ASEAN sepakat untuk saling membuka pasar dengan tarif bea masuk yang sangat rendah, bahkan nol persen. Indonesia pun mendapat manfaat dengan lebih mudah mengekspor produk tekstil, furnitur, hingga makanan olahan ke negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina.

Sementara RCEP, yang melibatkan negara-negara besar seperti Tiongkok, Jepang, dan Australia, membawa Indonesia ke dalam jejaring perdagangan terbesar di dunia. Bayangkan, dari Sabang hingga Papua, produk-produk kita kini punya potensi menjangkau pasar yang nilainya mencapai lebih dari 30% PDB dunia!

Tentu, perjanjian dagang itu bukan sulap yang langsung bikin UMKM kita mendunia. Ada tantangan yang tidak kecil. Mulai dari biaya logistik yang mahal, keterbatasan teknologi, hingga masih lemahnya standarisasi produk.

Misalnya saja, UMKM penghasil makanan olahan di Jawa Tengah masih kesulitan memenuhi syarat sertifikasi ekspor ke Jepang. Padahal, produk mereka sudah enak, unik, dan punya nilai jual tinggi. Artinya, ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama: dari sisi pemerintah, pelaku usaha, hingga dunia pendidikan.

Perjanjian seperti RCEP dan AFTA ibarat jalan tol. Jalannya sudah ada, tinggal bagaimana kendaraan (produk Indonesia) itu bisa melaju cepat --- dengan mesin yang bagus (kualitas), pengemudi yang terampil (SDM), dan arah yang jelas (strategi kebijakan).

Untuk itu, Indonesia perlu terus mendorong hilirisasi industri, memperkuat pelatihan ekspor, dan memperbaiki infrastruktur logistik. Tidak kalah penting, pelaku usaha --- terutama UMKM --- juga harus mulai berani menyesuaikan standar internasional.

RCEP dan AFTA memang memberi peluang besar, tapi bukan jaminan otomatis. Daya saing tidak hanya tentang siapa yang punya pasar lebih luas, tapi siapa yang paling siap. Kalau Indonesia bisa menjawab tantangan ini dengan serius, maka produk-produk lokal bukan hanya jadi tuan rumah di negeri sendiri, tapi juga bintang di pasar dunia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun