Mohon tunggu...
Aditya Rizkyta
Aditya Rizkyta Mohon Tunggu... Mahasiswa - aditya rizkyta haryandi

mahasiswa trisakti 201980052

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengapa Menyelam Terlalu Dalam: Pray for KRI Nanggala 402

28 April 2021   13:05 Diperbarui: 28 April 2021   15:57 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tribunnews.com
tribunnews.com
Tidak hanya kru saja yang mengalami dampak atas tenggelamnya kapal, tetapi keluarga yang ditinggalkan juga merasakan dampaknya karena kehilangan sosok yang dicintai, seperti gambar diatas, dimana istri dari salah satu anggota  KRI nanggala 402 yang baru menikah 3 hari, sudah ditinggalkan oleh suami tercintanya yang sampai sekarang belum ditemukan keberadaannya. Jadi pihak keluarga korban juga merasakan dampak dari kejadian tersebut.

Evaluasi risiko

Jika dikaitkan dengan matrix risiko iso 31000, kasus ini berada di tingkat unacceptable (merah) yaitu Dibutuhkan tindakan sesegera mungkin untuk mengelola risiko dan menjadi prioritas untuk dilakukan perlakuan atau mitigasi risiko.  

Saat ini yang bisa dilakukan untuk mengatasi kejadian ini yang paling utama yaitu pencarian 53 korban KRI nanggala 402 yang sampai sekarang belum ditemukan dan masih tahap proses pencarian terus menerus, dengan dibantu oleh negara lain seperti Australia, singapura, dll untuk menlakukan pencarian korban.

Banyak juga masyarakat yang bertanya mengapa para anggota TNI AL yang berada di dalam kapal selam tersebut tidak langsung keluar dari kapal dan berenang menuju atas dan menggunakan tabung oksigen? Menurut saya ada banyak sekali faktor yang membuat mereka tidak melakukan hal tersebut, salah satunya yaitu karena kapal selam ini berada di kedalaman 700 meter dan jarak tersebut jika dibandingkan dengan daratan yaitu bisa setinggi gedung dan juga arus laut yang kuat dan kencang akan menyebabkan gendang telinga rusak karena kemasukan air dan akan mempengaruhi paru-paru manusia, dan juga batas kemampuan manusia berenang dengan menggunakan tabung oksigen itu hanya maksimal 30 meter di kedalaman laut, maka dari itu mereka tidak mengambil risiko tersebut.

Mungkin bisa saja apabila saat mereka tiba-tiba kehilangan sinyal mereka langsung melakukan tindakan untuk bisa mengambil risiko tersebut karena kedalaman mereka belum mencapai 700 meter, ya mungkin masih berada di kedalaman 20-30 meter tetapi kita tidak tahu apa yang terjadi pada saat mereka kehilangan kontak atau sinyal dan mengalami kerusakan pada kapal selam sehingga mereka tidak melakukan hal tersebut.

Sumber: solopos.com
Sumber: solopos.com
Perlakuan risiko

Menurut saya supaya tidak terjadi hal seperti ini kembali, hal yang harus dilakukan yaitu mengecek kembali kapal selam sebelum digunakan, selalu melakukan perawatan dan memperbarui kapal selam  supaya tidak bermasalah dan teknologi yang digunakan juga mendukung seperti pelacakan sinyal yang kuat dan lain sebagainya. Dan membawa peralatan yang mendukung apabila terjadi situasi darurat.

Dan untuk mengurangi dampak yang diterima keluarga karena kehilangan sosok yang dicintai pemerintah berencana akan memberikan biaya hidup bagi keluarga korban KRI nanggala 402

Komunikasi & konsultasi

Komunikasi dan konsultasi harus terus dilakukan baik dengan pihak kepentingan dan keluarga korban supaya mereka bisa mengetahui bagaiaman situasi dan kondisi saat ini dari para korban KRI nanggala 402.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun