Mohon tunggu...
ADITYA PRATAMA
ADITYA PRATAMA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat

Saya adalah mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat

Selanjutnya

Tutup

Financial

Laporan penerima bantuan sosial: Kurangnya komunikasi terhadap perubahan jenis bantuan sosial kepada masyarakat.

14 April 2024   22:12 Diperbarui: 14 April 2024   22:49 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: umsu.ac.id/ Anugrah Dwian Andari 

Bu vira adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal bersama suami dan ke 5 anaknya. Bu vira yang berumur 43 tahun berprofesi sebagai seorang pengrajin topi caping sementara suami bu Vira bekerja sebagai seorang pedagang lepas. Bu Vira memiliki 3 orang anak yang masih bersekolah di sekolah dasar, 2 orang anak yang bersekolah pada jenjang sekolah menengah pertama, 1 orang anak yang bersekolah pada jenjang sekolah menengah atas , dan 1 anaknya telah lulus dari sekolah menengah atas.

Pekerjaan yang ditekuni oleh bu Vira memiliki penghasilan sebesar 1,2 juta rupiah per bulannya, tergantung berapa banyak topi caping yang dihasilkan. Rata rata bu vira mampu menghasilkan sebanyak 80 -- 100 topi caping seminggunya. Bu vira menjual topi capingnya pada distributor dengan harga jual 20 buahnya sebesar 140 ribu rupiah. Sementara bu Vira menuturkan bahwa suaminya memiliki gaji sebesar 2 juta rupiah per bulannya. Anak bu vira yang telah lulus sekolah menengah atas bekerja serabutan mengikuti tantenya. Alokasi keuangan bu Vira digunakan untuk kebutuhan sehari hari keluarganya dan untuk sekolah anak anaknya. Apabila terdapat anggota keluarga yang sakit, bu Vira lebih memilih menggunakan Puskesmas karena dekat dengan rumah bu Vira dan terjangkau.

Keluarga bu Vira tinggal di sebuah rumah berukuran 8 x 6 meter yang terletak tepat diatas Sungai Kapuas. Rumah yang terletak pada kecamatan Pontianak Tenggara didirikan pada sebuah tanah yang menumpang pada orang lain. Namun, Rumah yang didirikan diatas tanah tersebut adalah murni uang dari keluarga bu Vira sendiri. Rumah bu vira memiliki 1 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang Tengah untuk aktifitas sehari hari, dan 1 WC. Rumah bu Vira memiliki Dinding depan yang terbuat dari tembok dan dinding belakang terbuat dari kayu. Lantai rumah bu Vira sepenuhnya terbuat dari kayu dan atap rumah bu Vira sepenuhnya adalah seng.

Keluarga bu Vira menggunakan air yang berasal dari PAM sebagai air minum sehari hari. Namun, apabila terjadi kemarau berkepanjangan keluarga bu Vira akan membeli galon isi ulang untuk sumber air minum. Sementara, untuk mandi dan mencuci keluarga bu Vira menggunakan air Sungai karena rumah bu Vira terletak di depan Sungai Kapuas. Penerangan pada rumah bu vira menggunakan Listrik dengan kekuatan 450 watt. Listrik bu Vira menggunakan token Dimana sebulannya harus membayar 50 ribu rupiah untuk voucher Listrik. Untuk memasak sehari hari keluarga bu Vira menggunakan tabung gas 30 kg bersubsidi. Bu vira memiliki 2 buah motor yang telah dibayar lunas, sebuah televisi tabung, sebuah kulkas, dan sebuah rice cooker.

Sumber : Viva.co.id/ Dedy Priatmojo, Destriadi Yunas Jumasani
Sumber : Viva.co.id/ Dedy Priatmojo, Destriadi Yunas Jumasani

Saat kami temui, bu Vira sedang mencuci pakaian di tepi Sungai Kapuas. Beliau bertanya pada kami apa tujuan kami berada di tempat tersebut. Setelah kami menjelaskan mengenai tugas wawancara mengenai bantuan sosial yang sedang kami kerjakan, bu Vira sangat tertarik kerena ia memiliki bansos berupa PKH yang belum dibayarkan oleh pemerintah selama 3 bulan. Bu Vira meminta kami yang menurutnya lebih paham mengenai internet untuk melakukan pengecekan terhadap bantuan sosial yang ia terima. Saat dilakukan pengecekan, bantuan sosial bu Vira telah berubah dari yang semula berupa uang tunai PKH sebesar 700.ooo rupiah menjadi bantuan sosial berupa BPNT berupa sembako. Saat kami amati lebih mendalam, perubahan jenis bantuan ini kemungkinana disebabkan anak bu Vira yang telah lulus dari jenjang sekolah menengah atas. Bu Vira sangat menyayangkan bahwa perubahan tipe bansos tersebut tidak dikomunikasikan secara lansung dengan beliau. Meski demikian, bantuan sosial berupa sembako tersebut tidak kunjung datang dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Bu Vira berharap agar kami dapat membantu atau setidaknya mengkomunikasikan masalah bansos yang ia miliki pada pemerintah setempat. Bu Vira mengaku bantuan sosial berupa PKH sangat membantu untuk pekerjaannya dan sekolah anak anaknya.

(Wawancara mendalam dan observasi dilakukan pada Februari - Maret)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun