Mohon tunggu...
LAVENA WANDA MAURA ORPA
LAVENA WANDA MAURA ORPA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FEB Universitas Tanjungpura Pontianak

Sedang Berproses Dalam Hidup “Jadikanlah Kemampuanmu Sebagai Sayapmu Untuk Menggapai Cita-Cita”

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Potret Janda yang Ditinggalkan Suami Menikah Lagi, Sebagai Penerima Bantuan Sosial

3 April 2024   22:11 Diperbarui: 24 April 2024   21:32 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Dokumentasi Pribadi

 Kami berkesempatan mewawancarai seorang ibu bernama Yuliana berusia 62 tahun, dengan pendidikan terakhirnya SMP sederajat, yang tinggal di Kecamatan Pontianak Barat, Kelurahan Sungai Beliung, kalimantan Barat. Iya adalah seorang janda yang memiliki 5 orang anak, 3 orang laki-laki dan 2 orang Perempuan, anak pertama Bernama Dedi (38), anak kedua Agus (36), anak ketiga Fitri (33), anak keempat Desi (27) dan anak kelima Dimas (18), 4 orang anaknya sudah menikah dan mereka sudah tinggal dengan keluarga masing-masing, kini di rumahnya iya tinggal bersama anak bungsunya yang bernama Dimas yang baru saja lulus dari Sekolah Menegah Atas (SMA), iya sudah lama bercerai dengan suaminya karena suaminya menikah lagi. 

Iya sendiri bukan asli orang Pontianak iya berasal dari Sanggau, kalimantan Barat dan mulai pindah serta menetap di Pontianak setelah menikah dan mengikuti suaminya pindah di Pontianak, sudah kurang lebih 20 tahun iya tinggal di Pontianak.

Ibu Yuliana mengungkapan dirinya sudah lama ditinggalkan oleh suaminya yang sudah menikah lagi, semenjak perceraian iya dan suami, semua anaknya tinggal bersamanya. Hidup tanpa suami bukanlah penghambat bagi ibu Yuliana untuk mengurus kelima anak-anaknya, hingga keempat anaknya sudah berkeluarga kini masih ada satu lagi tanggung jawabnya mengurus dan membiayai hidup anak bungsunya Dimas, setelah lulus dari Sekolah Menegah Atas Dimas ingin berencana melanjutkan Pendidikan di perkuliahan, namun setelah lulus iya memilih untuk tidak langsung kuliah dulu selama satu tahun sambil mempersiapkan diri dan mencari informasi beasiswa untuk kuliah, ibu Yuliana sangat mendukung apapun keputusan anaknya iya hanya berharap yang terbaik bagi apapun keputusan anaknya, dimana besar harapannya juga anaknya dapat berkuliah dan mendapat beasiswa, hal ini diharapkannya mengigat iya yang tidak bekerja dan tidak ada penghasilan selain dari uang yang diberi oleh anak-anaknya yang sudah menikah dan bantuan sosial yang didapat.

Dengan pengeluarkan kurang lebih Rp 50.000/hari kebutuhan pokok hidupnya dan anaknya masih sangat terpenuhi, untuk rumah dan tanah yang ditempati saat ini semua milik pribadi dengan luas rumah 10x4 m2 dan untuk Luas tanah 12x6 m2. Untuk kondisi lingkungan sekitar rumah ibu Yuliana cukup memiliki jarak sekiar 2 m dari rumah tetangga sebelah kanan, walaupun demikian untuk sebelah kiri cukup berhimpit dengan rumah tetangga. Rumah yang ditempati ibu Yuliana bisa terbilang layak huni, dinding rumah seluruhnya beton dengan atap seng, dan lantai rumah dari kayu dan setegah semen dengan jumlah 5 ruangan yang terdiri dari 3 buah kamar. 

ruang tamu, dan dapur serta memiliki WC pribadi. Untuk daya Listrik rumah ini sebesar 450 watt. Untuk sumber air minum dari air galon, sumber air mandi dan cuci dari sumur, untuk berobat ibu dan keluarga biasa pergi di puskesmas terdekat. Untuk fasilitas di dalam rumah terbilang cukup lengkap di ruang tamu terdapat kursi tamu yang sudah sedikit rusak namun masih layak pakai lengkap dengan meja dan 1 buah lemari, untuk alat transportasi mereka memiliki 1 buah motor, untuk alat elektronik terdiri dari TV dengan ukuran 25 in, kulkas, Rice Cooker dan mesin cuci serta telepon genggam, dan untuk keperluan masak-memasak menggunakan kompor gas.

 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Karena ibu Yuliana sudah lama menjanda dan tidak bekerja serta masih memiliki tanggungan yaitu anak bungsunya yang masih harus dibiayai maka itu iya berberapa kali mendapat bantuan sosial dari pemerintah berupa bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) dan kadang juga mendapat bantuan dari kelurahan berupa beras sebanyak 10 kg dalam jangka waktu yang tidak menentu, bantuan PKH sendiri didapatkan setiap 3 bulan sekali kategori janda berupa uang tunai senilai Rp 400,000 bantuan yang didapat biasa digunakan untuk kebutuhan pokok sehari-hari iya dan Dimas. 

Bu Yuliana mengatakan mereka yang mendapat bansos PKH rutin melakukan rapat setiap satu bulan sekali, dalam rapat ini para penerima bantuan akan rutin diberikan penyuluhan mengenai tata tertip dan peraturan PKH, serta sebagai  penyampaian informasi berbagai kebijakan terbaru berkaitan dengan PKH yang akan didapatkan. Dalam kegiatan rapat ini juga sebagai wadah bagi penerima bantuan PKH untuk menyampaikan berbagai keluhan-keluhan serta kesulitan yang dihadapi para penerima bantuan terhadap program bantuan PKH yang diberikan

Ibu Yuliana mengatakan untuk bantuan PKH yang didapat masih jauh dari kata cukup, namun iya tetap bersyukur untuk rejeki yang didapatkan.

Wawancara mendalam dilaksanakan pada 21 Februari 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun