Panik, aku berlari meninggalkan tempat itu. Namun, anehnya, setiap kali aku berlari, aku selalu kembali ke jalan yang sama, melewati kosan itu lagi. Aku mencoba beberapa kali, namun hasilnya sama—seolah ada kekuatan yang menarikku kembali.
Jalanan terasa sepi, tidak ada satu pun orang di sekitar, padahal waktu baru saja lewat Maghrib. Jantungku berdegup kencang, keringat dingin membasahi dahi.
Tiba-tiba, aku merasakan tepukan di pundakku. Aku tersentak, hampir menjerit. Ketika menoleh, aku melihat Beni berdiri di belakangku, tersenyum seperti biasa.
“Alhamdulillah”, gumamku dalam hati, lega melihat wajah sahabatku. “Kenapa lari-larian, bro?”, tanyanya sambil terkekeh. Ia mengajakku mampir ke kosan itu untuk sekadar mengobrol.
Namun, saat aku menatap lagi wajahnya, matanya berubah—putih, bersinar, persis seperti sosok yang kulihat tadi. Aku terpaku, tidak mampu bergerak. Dunia di sekitarku seolah memudar, menyisakan kegelapan yang menyelimuti.
…Aku merasa…aku seperti pernah mengalami kejadian serupa…
...Tunggu!!!!...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI