Mohon tunggu...
Ahmad Aditya
Ahmad Aditya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Uin Sunan Kalijaga Yogayakarta Prodi Ilmu Komunikasi - NIM : 20107030063

Y

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Untuk Kamu yang Merasa Dikhianati Hasil

14 April 2021   16:14 Diperbarui: 15 April 2021   04:21 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering kali kita merasa bahwa apa yang selama ini telah kita perjuangkan dengan sungguh-sungguh justru tidak sesuai apa yang kita inginkan. Semua yang telah kita persiapkan seakan-akan tidak ada gunanya dan bahkan kadang-kadang kita menganggapnya sia-sia. 

Dalam titik ini, beberapa diantara mereka tidak mampu bangkit kembali dan justru malah terpuruk dan menyalahkan keadaan. Lalu, apa penyebab kegagalan dari sesuatu yang kalian perjuangkan? Berikut beberapa hal yang harus anda ketahui saat merasa dikhianati hasil.

  • Sudahkah kita benar-benar sungguh-sungguh menghadapi proses?

Beberapa diantara kita sering kali merasa bahwa yang selama ini kita lakukan telah benar-benar maksimal. Namun jika kita kembali mengurai apa yang selama ini kita lakukan, mungkin saja kita menemukan kejanggalan dalam usaha kita. Kita kadang merasa telah bersungguh-sungguh namun kenyataannya kita sering hanyut dalam kenikmatan yang sementara. 

Sebagai contoh siswa yang ingin masuk perguruan tinggi impian merasa dirinya telah belajar semaksimal mungkin namun gagal. Ia berpikir belajar yang maksimal adalah sekedar membaca buku satu jam sehari sekali.

 Dia melupakan kenikmatannya bermain hp, game, jalan-jalan, kencan, yang dia habiskan sekitar delapan jam sehari. Hal yang menurutnya telah maksimal sebenarnya adalah hal yang paling mendasar bagi orang lain. 

Orang lain bisa saja belajar di pagi, siang, sore, dan juga malam. Orang lain mungkin mau menerima rasa sakit dari kelelahan, kejenuhan, dan rasa sakit lainnya dengan mengorbankan beberapa kenikmatan yang sementara itu. Karena sebelum kita memikirkan kebahagiaan yang akan kita capai, kita harus memikirkan rasa sakit apa yang mau kita tanggung untuk menggapai impian tersebut.

  • Hal yang kita perjuangkan tidak benar-benar kita inginkan

Memperjuangkan sesuatu yang tidak benar-benar kita inginkan sudahlah salah sejak awal. Terkadang kita tidak bisa membedakan hal yang benar-benar kita inginkan dengan hal yang ternyata kita tertipu oleh luarnya saja. Lagi-lagi kita dihadapkan pada seperti apa rasa sakit yang kita inginkan. Sebagai contoh seseorang yang ingin menjadi seorang penyayi yang sukses merasa gagal karena karyanya sepi peminat.

Dan setelah ditelusuri, menjadi penyanyi bukanlah hal yang dia inginkan. Dia hanya tergiur oleh seberapa terkenal dan kayanya penyanyi-penyanyi ternama yang sering muncul di televisi. 

Jadi ketika dia sedang berjuang, perjuangannya yang sungguh-sungguh hanyalah ilusi, dia hanya terjebak pada imajinasinya yang menjadi terkenal dan kaya dalam mimpinya. 

Jika seseorang hanya ingin kaya atau pun terkenal, dia bisa saja mengambil jalan lain, mungkin politisi, pengusaha, aktor, dan lain sebagainya. Karena tidak harus menjadi penyanyi untuk terkenal atau pun kaya. 

Berbeda dengan seseorang yang benar-benar ingin menjadi penyanyi. Ia tidak akan merasa gagal hanya karna karyanya sepi peminat. Ia pasti akan merasa sukses hanya karena karyanya berhasil ia buat dan terus maju untuk mengembangkan karya-karyanya.

  • Hal yang kita perjuangkan tidak sesuai bakat kita.

Hampir mirip dengan poin di atas tadi. Namun, disini yang akan kita bahas adalah tentang bakat kita. Setiap orang pasti memiliki bakat pada bidangnya masing-masing. Seorang pesepakbola mungkin tidak akan hebat dalam memainkan catur. 

Seorang guru mungkin tidak akan berhasil jika menjadi pedagang. Dan masih banyak lagi. Terdengar kejam memang, namun kita harus menerima dan memahami betul bakat kita untuk menjadi sukses. Kita tidak bisa memaksakan kehendak kita kecuali kita siap untuk gagal dan berjuang terus menerus tanpa waktu yang jelas. 

Karena ketika seseorang yang memaksakan berjuang pada bidang yang bukan bakatnya, dia akan bersaing dengan orang yang memiliki bakat di bidang tersebut. 

Jadi, untuk berhasil dia mungkin butuh perjuangan lima kali lipat untuk mengimbangi bakat kurangnya tersebut. Memang tidak ada bakat dalam suatu bidang yang benar-benar kosong, hanya saja ada yang memiliki bakat tinggi di bidang tersebut ada juga yang tidak. Dan pilihan untuk memilih sesuatu yang akan anda perjuangkan berada di tangan anda.

  • Tuhan memiliki rencana lain yang lebih bagus untuk kita.

Poin yang terakhir tentu berada di luar kemampuan kita. Jika kita telah memaksimalkan poin satu sampai tiga namun masih belum berhasil, mungkin saja tuhan memiliki rencana lain yang lebih bagus untuk kita. Karena sebagai manusia yang beragama, kita mengakui bahwa ada tuhan semesta alam. 

Kita harus meyakini apa yang diberikan oleh tuhan adalah yang terbaik untuk kita. Bisa saja karena kita gagal dalam suatu bidang justru menjadi jalan keberhasilan kita di bidang lain. Mungkin saja bidang yang telah anda tekuni kurang bagus untuk anda dan akan diberikan kesuksesan yang lebih besar. 

Karena seperti kata pepatah "Sebaik-baik rencana kita, akan lebih baik rencana tuhan untuk kita.". untuk itu, kita tidak boleh berkecil hati dan bersedih, kita harus tetap semangat dan menatap ke depan meski hal yang kita dapatkan tidak sesuai dengan apa yang inginkan. Kita harus senantiasa berdoa pada yang maha kuasa karena keseimbangan antara ikhtiar dan doa adalah kunci keberhasilan kita.

Mungkin demikian adalah beberapa hal yang ingin saya sampaikan kepada anda yang merasa dikhianati hasil. Jangan pernah menyalahkan keadaan karena kegagalan atau pun rencana anda yang gagal karena sesuatu yang tidak anda inginkan. 

Selalu lah berprasangka baik terhadap keadaan yang menimpa dan tetap mengangkat kepala ke depan untuk terus maju melewati rintangan tersebut. Sampai jumpa dan tetap jaga kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun