Mohon tunggu...
Aditya Jaya Pratama
Aditya Jaya Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Negeri Surabaya

Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara yang hobi nonton Formula 1

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Langkah Perlindungan Sumber Daya Alam dan Pertumbuhan Ekonomi Melalui Kebijakan Larangan Ekspor Lobster

22 Mei 2024   22:33 Diperbarui: 22 Mei 2024   22:42 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kebijakan terkait larangan ekspor benih lobster oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menimbulkan kontroversial di lingkungan pelaku industri perikanan. Hal ini membuat publik terpecah menjadi dua kubu. Banyak masyarakat mempunyai pendapat bahwa aturan ini sangat merugikan ekonomi masyarakat yang bergantung dari hasil ekspor benih lobster. Mereka juga mempunyai argumen bahwa harga jual benih lobster mempunyai value yang tinggi di pasar global. Dengan kebijakan ini banyak menghilangkan sumber potensi pendapatan secara signifikan.

Namun, aturan ini sebenarnya memberikan manfaat positif yang signifikan bagi keberlangsungan serta kelestarian ekosistem perairan laut Indonesia. Dengan adanya aturan ini kita dapat menjaga populasi dari lobster dan menghindari eksploitasi secara berlebihan yang dapat mengakibatkan kepunahan populasi dari lobster. 

Mantan menteri perikanan dan kelautan Susi Pudjiastuti menekankan pentingnya dalam menjaga kelestarian ekosistem perairan Indonesia. Tak hanya itu kebijakan ini juga mendorong nelayan ataupun pengusaha budi daya untuk menggunakan metode yang lebih bersahabat dengan alam sehingga keberlanjutan ekosistem laut Indonesia dapat terus terjaga.

Kebijakan mantan Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti terkait larangan ekspor benih lobster merupakan salah satu upaya demi melindungi sumber daya alam pada zona ekonomi ekslusif Indonesia. Susi Pudjiastuti percaya bahwa jika benur atau benih lobster terus terusan diambil akan menyebabkan punahnya lobster di laut Indonesia. Aturan ini diharapkan berhasil menjaga populasi lobster dan aman dari tangan tangan nakal manusia.

Vietnam menjadi negara tujuan terbanyak bayi lobster Indonesia. Bibit tersebut dibudidayakan sebelum dijual ke Cina yang menjadi negara peminat lobster terbesar. Di Cina, satu ekor lobster mutiara seberat 1,2 kilogram dijual seharga Rp 5 juta per ekor. Dengan adanya harga yang tinggi itu, permintaan terhadap bibit lobster meningkat tajam. 

Namun, akibatnya eksploitasi meningkat dalam satu dekade terakhir dan menurun beberapa tahun terakhir. Pembukaan kembali ekspor bayi lobster oleh Menteri Edhy menyebabkan pasar Asia kembali meningkat, sehingga Vietnam menyambut regulasi itu dengan membuat pesanan impor. Aturan tersebut memicu kontroversial antara kepentingan ekonomi dan lingkungan karena akan mendorong maraknya praktik eksploitasi ilegal.


Dengan eksploitasi lobster secara berlebihan dengan skala ekonomi masif menyebabkan keberlangsungan hidup lobster terancam sehingga secara paralel mengancam kehidupan terumbu karang. Seperti umumnya industri ekstraktif lainnya, yang mengeruk bahan mentah secara langsung dari alam, eksploitasi laut dan perikanan akan membahayakan lingkungan. Oleh sebab itu kebijakan terkait larangan ekspor benih lobster ini sangat baik karena secara tidak langsung aturan ini juga menjaga kestabilan ekosistem dari aktivitas tidak bertanggung jawab manusia

Seperti yang diketahui, lobster juga memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan dari terumbu karang dengan cara mengendalikan populasi alga dan spons yang dapat merusak terumbu karang, dengan terjaganya terumbu karang terjaga pula ekosistem laut karena terumbu karang merupakan rumah bagi banyak biota laut. Jika lobster terus terusan diambil benihnya, populasi dari lobster akan berkurang sedangkan populasi alga dan spons bertambah hal ini dapat menyebabkan terumbu karang tidak sehat dan banyak biota laut akan kehilangan tempat berlindung. Karena itulah lobster mempunyai peran yang signifikan dalam menjaga rantai keseimbangan ekosistem laut. ekosistem dari aktivitas tidak bertanggung jawab manusia.

Kebijakan Susi Pudjiastuti mengenai aturan terkait larangan ekspor benur atau benih lobster juga memiliki dampak yang sangat positif baik bagi nelayan lokal maupun pengusaha budi daya benih lobster secara jangka panjang. Populasi lobster yang terjaga akan membuat hasil tangkapan nelayan menjadi lebih stabil. Harga dari Lobster dewasa juga dinilai lebih memiliki nilai ekonomis dibanding dengan benih lobster. Ani Leilani menyatakan Lobster memiliki nilai ekonomi tinggi, peluang bisnis yang menjanjikan dan permintaan dari negara yang terus meningkat. Dengan ini secara perlahan dapat meningkatkan kesejahteraan dari nelayan lokal maupun pengusaha budidaya benih lobster itu sendiri.

Peluang lain yang terbuka oleh kebijakan ini ialah praktik perikanan yang berkelanjutan, bertanggung jawab serta kolaborasi dengan sektor lainnya. Nelayan lokal akan terus terdorong untuk mengubah metode penangkapan lobster yang dulunya destruktif sekarang menggunakan metode yang lebih ramah lingkungan. Nelayan juga harus pelan pelan mengubah dari nelayan tangkapan menjadi nelayan budi daya. Hal ini sangat sejalan dengan prinsip ibu Susi Pudjiastuti tentang prinsip beliau yaitu industri perikanan harus mengedepankan keberlanjutan. Semasa beliau menjabat beliau sangat mendukung penggunaan metode penangkapan lobster dengan cara yang ramah lingkungan dan sesuai dengan aturan.

Selain itu, kebijakan ini juga dapat membuka peluang kerja sama antara sektor lainnya. Mantan Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto berpendapat bahwa pembudidayaan lobster dapat menimbulkan kolaborasi antara jenis budidaya lainnya, contohnya ialah akan adanya aktivitas Perekonomian baru antara pembudidaya lobster dengan pembudidaya kerang hijau, kerang hijau sendiri merupakan pakan yang sangat baik bagi lobster. Peluang aktivitas baru ini akan menambah lapangan pekerjaan yang akan menaikkan kesejahteraan penduduk sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun