Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Eugenika : Mimpi Besar Manusia untuk Meraih Kesempurnaan

29 Februari 2020   13:24 Diperbarui: 1 Maret 2020   08:21 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Francis Gulton. Nama ini mungkin tidak sepopuler Charles Darwin. Walau secara hubungan persaudaraan mereka boleh dikatakan dekat. Tapi cuma sedikit orang, yang mengetahui. Apalagi untuk orang orang yang tak menaruh perhatian dalam bidang Ilmu Genetika.

Dari segi karya, saudara ipar, Charles Darwin ini, memilki reputasi yang hampir sama dengan iparnya. Keduanya sama sama melahirkan sebuah gagasan atau teori yang mengguncang dunia ilmu pengetahuan dan juga orang awam. Bahkan sampai bisa membuat sekelompok orang atau masyarakat menjadi terpecah antara yang setuju dan yang kontra. 

Charles Darwin, dengan teori Evolusi telah membuat orang dari dulu sampai sekarang tidak berhenti berdebat. Francis Gulton pun setali tiga uang, teorinya tentang EUGENIKA atau pemuliaan gen juga membuat sekelomok orang yang punya pengaruh atau kekuasaan dan orang biasa , berdiri berhadapan saling membela diri, bahwa mereka berhak hidup meski kondisinya gen gen dalam tubuhnya tidak sempurna.

Eugenika adalah usaha sekelompok ilmuwan untuk mengadakan pemuliaan gen manusia. Menurut pandangan mereka yang berhak hidup di dunia ini adalah embrio embrio atau calon manusia yang tidak memliki cacat gen dalam tubuhnya. 

Embrio yang dalam rahim sudah memiliki cacat atau tidak sempurna dalam masa perkembangan dalam rahim, maka lebih baik tidak diberikan kesempatan menghirup udara di dunai daripada dia menderita seumur hidupnya.

Teori evolusi, kata sebagian orang telah merendahkan derajat manusia. Manusa tidak sempurna dari sejak awal, tetapi merupakan hasil evolusi dari bangsa kera atau hominid. Hingga akhirnya wujudnya menjadi yang sekarang ini. Sementara teori Eugenika, telah menempatkan manusia hanya dari kemungkinan kesempurnaan pertumbuhan gen di badannya. Dan manusia hanya dinilai dari deretan gen penyusunnya semata, sempurna atau cacat . Sempurna berhak untuk hidup .Sementara cacat , lebih baik dimatikan sejak dini.

Eugenika memang lebih banyak menelan korban nyawa. Kalau dijumlahkan akibat praktek Eugenika di daratan Eropa dan Amerika, jumlahnya jutaan. Karena Eugenika biasanya, berkelindan dengan baju penguasa lewat paket paket kebijakan dari penguasa Eropa yang bermimpi menjadi penguasa dunia dan juga demi harga diri sebuah bangsa atau ras .

Dan sesuai dengan karakter penemunya, Evolusi lebih tenang , tapi berhasil menjangkau ke setiap sudut manusia di seluruh dunia. Sementara Eugenika sesuai dengan karakter Francis Gulton, dia bersifat meletup letup dengan korban yang muncul bergantian bersama ambisi kekuasaan para penguasa di barat.

Melindungi manusia dari kecacatan dan menghindarkan dari menjalani hidup tidak sempurna adalah tidak salah. Apakah kita tega melihat orang menderita karena kelainan gen, lebih baik tidak hidup dengan dimatikan dari awal sejak dalam rahim.

Itu mungkin kontroversial, tetapi Francis Gulton menikmati itu, dan dia memang pendamba ketenaran dan penyuka sensasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun