Mohon tunggu...
Adis Setiawan
Adis Setiawan Mohon Tunggu... Buruh - Mahasiswa | Penulis Lepas

Ikatlah Ilmu Dengan Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Apakah Benar Ada Kecurangan di KPU?

21 April 2019   14:42 Diperbarui: 21 April 2019   14:50 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita tentang kecurangan itu selalu saya lihat di beranda sosial media menuduh bahwa KPU curang. Padahal, KPU ini kan memang lembaga netral lahir dari produk reformasi harusnya tidak akan berat sebelah. Hanya karena ada salah input data secara online terus di sama ratakan dengan curang membela sebelah begitu.

Harusnya kita itu juga ikut memantau pengawasan surat suara agar kalian tahu bagaimana keadanya bukan begitu rojer, Sebaiknya untuk mengkritik cukup hanya menegur bahwa ini salah input data suara dan tidak usah di tuduh curang dan tidak netral, Mereka juga manusia kan , Tapi persoalan salah input data itu entah di sengaja atau tidak WaAllahu Alam. Yang terpenting ada lembaga yang mengawasinya kita berharap kepadanya

Saya yakin KPU dan Bawaslu kerja dengan prosedurnya walapun banyak saya lihat ada semacam kelelahan dan kebingungan dalam menjalankan tugasnya karena sistem pemilu yang serentak jadi membutuhkan waktu yang lebih lama apakah dengan pemilu serentak ini efisien dan efektif. Sampai ada yang jaga TPS tidak tidur juga, Kalau para penjaga pada kelelahan pertahanan NKRI bisa lemah ini.hehehe

Menurut pendapat saya Efektif sih untuk anggaran dana jadi lebih murah karena di gabung, Bayangkan kalau di lakukan sendiri sendiri per pemilu jadi membutuhkan biaya anggaran sendiri sendiri nanti kan totalnya jadi lebih banyak, Apakah efisien, iya. karena di lakukan dalam waktu satu hari yang sama, tapi kalau melihat berita banyak korban kelelahan dan sampai ada yang meningal dari panitia penyelengara jadi malah tidak efisien tho, Kasihan keluarga yang di tinggalkan.

Jadi bagi saya kalian tidak usah ribut terus pihak satu menuduh KPU curang pihak satunya lagi membela diri dengan mengatakan orang kalah itu pasti banyak alasan padahal baru kalah cuma versi quick count saja, Kok masih pada di perdebatkan, Sabar menunggu pengumuman dan keputusan KPU, Kalian itu aneh menurut saya sudah tidak mau jadi pengawas apalagi mengaku netral tapi malah ikut ikutan komentar tentang kejelekan atau kebaikan KPU tapi sayangnya komentar tentang kebaikanya hanya ingin mendukung kelompoknya saja alias kefanatikan, bukan murni untuk mendukung  KPU. Kakek-ane tenan kok.

Pernah ada yang membikin ilustrasi perbandingan sengketa pemilu ini dengan bola begini " Team Bola kampung kami  melawan team bola Real Madrid, Team Kampung kami kalah , tapi kami tidak menuduh wasit curang, hanya kami sadar siapa yang kami lawan ", Tapi saya pernah ikut SSB kami merasa bahwa yang kami lawan punya nama lebih tinggi levelnya wasit memang tidak curang tapi agak sedikit meng -Anak emaskan team yang punya nama lebih bagus begitu rojer , Masih kaku saja hidup di indonesia , Lihat Liga 1 indonesia liga paling jegger sejagat ini sekelas wasit masih banyak yang membela team yang kuat membayar nya, Maka jadilah sengketa pengaturan Skor itu.

Berpendapat

Saya berpendapat dan untuk menghimbau bahwa mari kita bersama sama awasi surat suara itu dan lihat sidang pleno nya kalau boleh jangan habiskan energi bangsa untuk menyalah nyalahkan KPU , Walapun bagi saya beranggapan bahwa posisi paling rawan ada di TPS TPS itu misalkan ada yang jaga kelelahan, ada Yang salah nulis, Yang salah Kotak misal kotak 01 di masukin surat suara 02 karena sudah malam kelelahan, Di tambah banyaknya urusan yang banyak jadi bikin pusing iya tho.

Tapi kalau surat suara sudah sampai ketingkat lebih atas bagi saya sih aman aman saja, Ini hanya misalkan saja seandainya sekalinya KPUnya bisa di beli oleh para kontestan pemilu banyak suara tu yang terbeli kan dari beberapa daerah sudah terkumpul surat suaranya bukan begitu Rojer

Tapi saya yakin KPU netral walapun bagi saya tidak ada selain malaikat yang netral, namanya manusia kalau ada kesempatan ya mau bagaimana lagi tapi kan kita juga sudah punya lembaga pengawas insya Allah akan menjadi benteng pertahanan kedaulatan Pemilu , Kalau memang punya bukti kecurangan anda simpan bukti tersebut , nanti buat menguatkan saksi kalau ada kecurangan sengketa pemilu, Zaman sekarang ini negara kita sudah punya pengadilan pemilu nanti semisal sengketa sengketan tentang pemilu itu bisa di adili jadi tenang saja yang curang bisa di hukum, Sedangkan zaman dulu tidak ada pengadilan pemilu, kalau ada yang curang mau di adili dimana tidak bisa kena hukum kan untung demokrasi indonesia terus berkembang menjadi yang lebih baik, Tapi soal di pengadilan kita kalah itu urusan lain lagi haha, yang penting jangan emosian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun