Massa aksi di Yogyakarta mulai berjalan setelah dhuhur dari titik kumpul hingga titik aksi yang berada di Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Dalam sepanjang perjalanan tidak hanya sekedar bergantian melakukan orasi politik untuk mencerdaskan kepada masyarakat akan tetapi massa aksi juga turut serta memborong dagangan para pedagang kaki lima yang berada di sekitar sebagai bagian bentuk protes terhadap negara yang menutup dan membatasi serta membiarkan bahkan cenderung menghilangkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup pedagang dan keluarganya.