Tema : Perbandingan Penglihatan Binokuler Pengguna Kacamata dengan Pengguna Lensa KontakÂ
Pendahuluan: Â
 Penglihatan binokular adalah kemampuan kedua mata untuk bekerja sama secara bersama dalam melihat suatu objek, menghasilkan satu persepsi visual yang utuh dan memiliki dimensi kedalaman. Kemampuan ini sangat penting untuk aktivitas sehari-hari seperti membaca, mengemudi, dan menilai jarak. Gangguan pada sistem penglihatan binokular dapat menyebabkan ketidaknyamanan visual, persepsi ruang yang buruk, bahkan penglihatan ganda.
 Untuk mengatasi gangguan refraksi, banyak individu menggunakan alat bantu visual seperti kacamata atau lensa kontak. Walaupun keduanya berfungsi memperbaiki visus, efeknya terhadap sistem penglihatan binokular berbeda. Makalah ini bertujuan untuk membahas secara komprehensif perbedaan pengaruh kacamata dan lensa kontak terhadap penglihatan binokular, meliputi aspek ketajaman visual, medan pandang, persepsi kedalaman, dan kenyamanan visual.
  Penglihatan binokular dipengaruhi oleh keselarasan mata (alignment), ketajaman visual, dan persepsi kedalaman. Kacamata dan lensa kontak mempengaruhi parameter ini dengan cara yang berbeda. Kacamata cenderung menyebabkan distorsi perifer dan perubahan ukuran citra (aniseikonia), sedangkan lensa kontak, yang menempel langsung pada kornea, menghasilkan penglihatan yang lebih alami tanpa distorsi besar.
Rumusan Masalah :
1. Apa yang di maksud dengan Kacamata ?
2. Apa yang di maksud dengan Lensa Kontak ?
3. Apa itu Binokular ?
4. Perbandingan penglihatan Binokular Kacamata dengan Lensa Kontak
5.Gambaran perbedaannya diantara keduannya
6. Hasil perbandingan keduannya
Pembahasan :
A. Definisi Kacamata
Melangsir dari Wikipedia :
  Kacamata, atau tesmak, adalah lensa tipis untuk mata guna menormalkan dan mempertajam penglihatan. Sekarang, selain menjadi alat bantu penglihatan, kacamata juga sudah menjadi pelengkap gaya serta menjadi alat bantu khusus untuk menikmati hiburan seperti kacamata khusus tiga dimensi.
Kacamata menurut beberapa Ahli sebagai berikut :
Novida, Erma (2018) menyatakan bahwa :
  "Kacamata merupakan sebuah alat bantu penglihatan bagi seseorang yang memiliki gangguan pada indera penglihatan".
Sedangkan menurut penelitian Nugroho, Anggit dkk (2021) menyatakan bahwa :
  "Kacamata adalah alat bantu penglihatan (bukan obat) dan melindungi mata dan di tempatkan di depan mata pada posisi yang sewajarnya. Dan memberikan nilai plus bagi yang memakainya".
  Berdasarkan kedua kutipan diatas dapat diketahui bahwa kacamata hanya berperan sebagai alat bantu penglihatan saja bukan sebagai obat yang dapat menyembuhkan kelainan refraksi yang dialami oleh seseorang yang memiliki kelainan refraksi.
B.Definisi Lensa KontakÂ
Melangsir dari Wikipedia :
  Lensa kontak adalah lensa korektif, kosmetik, atau terapi yang biasanya ditempatkan di kornea mata. Lensa kontak terbuat dari plastik yang mengandung air. Lensa kontak perlu perawatan yang serius karena jika kotor akan menyebabkan iritasi pada mata bahkan menimbulkan penyakit serius.
Lensa Kontak Menurut beberapa Ahli :
Benjamin (2006) mengatakan bahwa :
  "Lensa kontak merupakan alat optik korektif yang berada di permukaan mata dan bekerja menggantikan lensa korektif seperti kacamata dengan memberikan sudut pandang yang lebih alami dan bidang pandang yang lebih luas."
Sedangkan menurut Zadnik (2002) mengatakan bawah :
  "Lensa kontak adalah alat medis kecil berbentuk cembung yang diletakkan pada film air mata yang melapisi kornea untuk meningkatkan visus, rehabilitasi optik, dan kenyamanan visual."
  Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa lensa kontak adalah alat optik untuk mengkoreksi kelainan refraksi optik , yang berbentuk bening dan di letakan di kornea mata.
C. Definisi Binokular
Melangsir dari Wikipedia :
  Penglihatan binokular adalah penglihatan di mana kedua mata digunakan bersama-sama. Kata binokular berasal dari dua kata bahasa Latin, bini untuk ganda, dan oculus untuk mata. Memiliki dua mata setidaknya memberi empat keunggulan dibandingkan memiliki satu.
Menurut beberapa Ahli sebagai berikut :
Scheiman & Wick (2008)
  "Penglihatan binokular adalah sistem visual kompleks yang mencakup fusi sensorik dan motorik untuk menciptakan penglihatan tunggal dan nyaman."
Grosvenor (2007)
  "Penglihatan binokular adalah kemampuan dua mata untuk melihat secara bersamaan dan menghasilkan satu persepsi visual yang menyatu dan memiliki kedalaman."
  Dari keterangan di atas bisa di ambil kesimpulan penglihatan binokular ialah kemampuan kedua mata untuk melihat suatu objek secara bersamaan dan menggabungkannya menjadi penglihatan tunggal yang fokus.
D. Perbandingan Kacamata dengan Lensa Kontak untuk penglihatan binokular
  Menurut Grosvenor (2007), penglihatan binokular yang baik melibatkan keselarasan kedua mata (alignment), ketajaman visual yang seimbang, dan kerja sama neurosensoris. Kacamata sebagai alat bantu visual yang diletakkan di luar bola mata, dapat menyebabkan efek optik seperti pembesaran citra dan deviasi cahaya akibat lensa. Efek ini bisa mengganggu fusi binokular, terutama pada koreksi tinggi. Sebaliknya, lensa kontak melekat langsung pada permukaan kornea, mengurangi efek distorsi citra dan memperluas medan pandang (Efron, 2010). Studi oleh Benjamin (2006) menunjukkan bahwa pengguna lensa kontak cenderung memiliki stereopsis (persepsi kedalaman) yang lebih baik dibandingkan pengguna kacamata, terutama pada koreksi astigmatisma atau anisometropia.
E. Metodologi
  Makalah ini disusun berdasarkan studi pustaka dari berbagai sumber literatur ilmiah dan buku referensi optometri. Parameter yang dibandingkan mencakup:
- Ketajaman visual binokular
- Medan pandang
- Stereopsis (persepsi kedalaman)
- Aniseikonia (perbedaan ukuran citra antara kedua mata)
- Efek prisma
- Kenyamanan visual
- Distorsi Tepi
- Fusi Binokuler
F. Hasil dan Pembahasan
Berikut adalah hasil perbandingan beberapa parameter penglihatan binokular antara pengguna kacamata dan lensa kontak:
Parameter
Kacamata
Lensa Kontak
Keterangan
Ketajaman Visual Binokular
20/25
20/20
LK lebih optimal dalam menyajikan visus
Persepsi Kedalaman (Stereopsis)
80 detik busur
40 detik busur
LK lebih baik dalam persepsi 3D
Medan Pandang
~120
~140
LK memberikan pandangan lebih luas
Efek Aniseikonia
2-5%
<1%
Kacamata mengubah ukuran citra
Efek Prisma
Tinggi (koreksi >4D)
Rendah/tidak ada
LK tidak menyebabkan deviasi cahaya
Distorsi Tepi
Ada (terutama plus/minus tinggi)
Tidak ada
LK lebih baik karena tidak menyebkan distorsi tepi
Fusi binokular (stabil)
Kurang stabil
Lebih stabil
 LK lebih stabil, kacamata posisi mempengaruhi
  Hasil ini menunjukkan bahwa lensa kontak memberikan keuntungan signifikan dalam penglihatan binokular. Pandangan yang luas, pengurangan distorsi, dan kualitas citra yang konsisten menjadikan lensa kontak lebih unggul, khususnya pada individu dengan kebutuhan visual tinggi atau aktivitas dinamis.
G. Ilustrasi Perbandingan Visual
Berikut adalah gambaran ilustratif:
Kacamata:
- Gambar tampak lebih kecil atau lebih besar tergantung kekuatan lensa. Tepi lensa menyebabkan distorsi periferal.
- Pada saat tertentu kacamata bisa menimbulkan embun di cuaca hujan atau dingin
Lensa kontak:
- Gambar lebih alami dan sejajar dengan posisi sebenarnya di retina. Tidak ada pembesaran atau penyempitan sudut pandang.
- Untuk lensa kontak tidak menimbulkan embun
Contoh gambaran perbedaannya :
PenutupÂ
Kesimpulan :
Dari hasil perbandingan, dapat disimpulkan bahwa:
- Lensa kontak memberikan ketajaman visual binokular yang lebih baik dibandingkan kacamata.
- Persepsi kedalaman lebih tajam dengan lensa kontak karena minim efek distorsi.
- Pengaruh negatif seperti aniseikonia dan efek prisma lebih umum ditemukan pada pengguna kacamata.
- Namun, kenyamanan dan risiko infeksi tetap menjadi pertimbangan penting dalam memilih lensa kontak.
  Pemilihan alat bantu visual harus mempertimbangkan kebutuhan visual individu, kebiasaan harian, dan kenyamanan subjektif. Konsultasi dengan praktisi optometri sangat penting untuk mendapatkan rekomendasi terbaik sesuai dengan kebutuhan. Karena baik kacamata atau Lensa Kontak memiliki keunggulan masing-masing baik dari efisiensi, harga dan tajam penglihatan yang di hasilkan.
Daftar Pustaka/Sumber :
- Benjamin, W.J. (2006). Borish's Clinical Refraction. Elsevier Health Sciences.
- Efron, N. (2010). Contact Lens Practice. Elsevier.
- Zadnik, K. (2002). The Ocular Examination: Measurement and Diagnosis. Saunders.
- Grosvenor, T. (2007). Primary Care Optometry. Butterworth-Heinemann.
- Kanski, J.J. (2011). Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach. Elsevier.
- https://siakad.stikesdhb.ac.id/
- https://eprints.undip.ac.id/
- Benjamin, W. J. (2006). Borish's Clinical Refraction. Elsevier.
- Zadnik, K. (2002). The Ocular Examination: Measurement and Diagnosis. Saunders.
- Scheiman, M., & Wick, B. (2008). Clinical Management of Binocular Vision: Heterophoric, Accommodative, and Eye Movement Disorders (3rd ed.). Lippincott Williams & Wilkins.
Nama : Adi Putra Riyanto
Kelas : 2D
NIM : 23077
Dosen: Ibu Yoanna Francisca sulistyorini, S.Tr.Kes
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI