Menurut Grosvenor (2007), penglihatan binokular yang baik melibatkan keselarasan kedua mata (alignment), ketajaman visual yang seimbang, dan kerja sama neurosensoris. Kacamata sebagai alat bantu visual yang diletakkan di luar bola mata, dapat menyebabkan efek optik seperti pembesaran citra dan deviasi cahaya akibat lensa. Efek ini bisa mengganggu fusi binokular, terutama pada koreksi tinggi. Sebaliknya, lensa kontak melekat langsung pada permukaan kornea, mengurangi efek distorsi citra dan memperluas medan pandang (Efron, 2010). Studi oleh Benjamin (2006) menunjukkan bahwa pengguna lensa kontak cenderung memiliki stereopsis (persepsi kedalaman) yang lebih baik dibandingkan pengguna kacamata, terutama pada koreksi astigmatisma atau anisometropia.
E. Metodologi
  Makalah ini disusun berdasarkan studi pustaka dari berbagai sumber literatur ilmiah dan buku referensi optometri. Parameter yang dibandingkan mencakup:
- Ketajaman visual binokular
- Medan pandang
- Stereopsis (persepsi kedalaman)
- Aniseikonia (perbedaan ukuran citra antara kedua mata)
- Efek prisma
- Kenyamanan visual
- Distorsi Tepi
- Fusi Binokuler
F. Hasil dan Pembahasan
Berikut adalah hasil perbandingan beberapa parameter penglihatan binokular antara pengguna kacamata dan lensa kontak:
Parameter
Kacamata
Lensa Kontak
Keterangan
Ketajaman Visual Binokular
20/25