Mohon tunggu...
ADINDA SABRIANA
ADINDA SABRIANA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya

Jurusan Ilmu Politik 2021

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Agama dan Politik

27 November 2021   22:10 Diperbarui: 27 November 2021   22:47 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Islam merupakan agama yang istimewa. Di dalamnya, islam tidak hanya mengatur interaksi hamba dengan tuhannya saja, tetapi juga memberikan panduan untuk berinteraksi terhadap sesama manusia. Panduan tersebut diharapkan dapat menjadi pedoman bagi manusia, sehingga dapat menciptakan kehidupan yang teratur dan damai. Oleh Allah, panduan tersebut dituangkan dalam Al-Qur'an dan kemudian diberikan contoh langsung oleh Rasulullah SAW. 

Islam sendiri menggunakan kata akhlak sebagai bentuk pengucapan istilah etika. 2 kata sama-sama menyatakan tentang baik dan buruknya perbuatan manusia. Yang menjadikannya berbeda adalah dalam menentukan baik-buruknya manusia, etika menjadikan akal pikiran sebagai standarnya, sementara itu islam menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai standarnya. Melalui Nabi Muhammad, Al-Qur'an mengajarkan segala hal tentang akhlak, etika, dan moral bagi umat manusia.

Etika politik memberi tahu tentang baik-buruk serta benar-tidaknya segala perilaku dan perbuatan pelaku politik, juga mengawasi kebijakan-kebijakan politik yang diikuti oleh para pelaku politik agar memiliki sikap dan perilaku yang benar dan terus berjuang untuk ketentraman masyarakat. Etika Al-Qur'an menekankan bahwa politik merupakan kekuasaan negara yang berdasar pada warisan rakyat, sehingga dalam mengelola kekuasaan tersebut harus sesuai dengan aturan yang ada di Al-Qur'an dan As-Sunnah dan nantinya dapat dipertanggung jawabakan dihadapan Allah.

BENTUK ETIKA POLITIK DALAM AL-QUR'AN

1. KEJUJURAN DAN AMANAH

Adapun bentuk atau realisasi dari kejujuran itu, meliputi beberapa hal sebagai berikut:

a. Jujur dalam Niat Awal. Apabila suatu amal tercampuri dengan kepentingan dunia, maka hal tersebut akan merusak kejujuran dari niat pelaku, dan pelaku bisa dikatakan sebagai pendusta.

b. Jujur dalam Perbuatan. Kesesuaian antara ucapan dengan perbuatan. Apabila tidak terdapat kesesuaian tersebut, maka dapat dikatakan termasuk kedalam kemunafikan.

c.  Jujur dalam Perkataan. "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar." (QS. Al-Ahzab: 70). Wajib bagi seorang hamba untuk menjaga lisannya, sesuai dengan firman Allah tersebut.

Disamping kejujuran, seorang pemimpin harus memahami bahwa menjadi pemimpin bukan hanya soal jabatan dan kekuasaan yang ia dapatkan, melainkan juga sebuah tanggung jawab sosial yang harus ia penuhi dengan baik. Pemimpin yang amanah adalah orang yang dapat memenuhi hak-hak rakyatnya sekaligus mampu untuk mempertanggung jawabkannya kelak, sebagai mana dalam hadist "Ingatlah! Bahwa setiap kalian adalah pemimpin, dan akan ditanya atas kepemimpinannya, seorang pemimpin dalam masyarakat akan ditanya (diminta pertanggung jawaban) atas kepemimpinannya..." (HR. Bukhari).

2. KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun