Kolaborasi dengan Influencer sebagai Strategi Pemasaran Relasional
TikTok Shop juga memberi peluang besar bagi UMKM untuk berkolaborasi dengan micro-influencer, yakni kreator lokal dengan pengikut 10.000–50.000. Menurut laporan Nielsen 2022, 76% konsumen Indonesia lebih tertarik membeli produk setelah melihat rekomendasi dari influencer yang mereka ikuti (Millington, 2022). Penelitian oleh (Mardhotillah & Sukmadewi, 2024) menunjukkan bahwa kolaborasi antara UMKM dan micro-influencer dapat meningkatkan brand awareness hingga 3 kali lipat. Strategi ini dapat dijelaskan melalui teori komunikasi dua langkah (two-step flow), yang menyatakan bahwa informasi dari media lebih efektif bila disampaikan oleh opinion leader kepada audiens. Dalam konteks TikTok Shop, influencer berperan sebagai perantara utama dalam mempengaruhi keputusan pembelian audiens.
Tantangan: Literasi Digital Rendah dan Ketimpangan Akses Teknologi
Meskipun potensi besar, adopsi TikTok Shop di kalangan UMKM masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah rendahnya literasi digital, khususnya di kalangan pelaku UMKM generasi tua atau di wilayah non-perkotaan. Studi oleh Johan & Wati (2025), Era online shop, yang semakin mendominasi pola konsumsi masyarakat modern, memaksa UMKM untuk segera mengadopsi teknologi digital agar tidak kehilangan pangsa pasar. Namun, 42% pelaku UMKM belum memahami cara mengoptimalkan fitur-fitur TikTok Shop, seperti pengaturan katalog produk, integrasi metode pembayaran, dan analitik konten. Kurangnya akses internet yang stabil dan mahalnya biaya perangkat keras menjadi hambatan besar bagi pelaku UMKM di wilayah pedesaan. Ketimpangan infrastruktur ini menciptakan kesenjangan digital yang memperlambat adopsi teknologi di banyak UMKM.
Di sisi lain, pelaku UMKM masih menemukan tantangan dalam memanfaatkan platform digital untuk kebutuhan tertentu. Secara umum, 70,2% UMKM menghadapi kesulitan dalam melakukan pemasaran produk. Pemasaran merupakan hal penting untuk menjalankan bisnis yang sukses, tetapi hal ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi UMKM. Salah satu tantangan utama yang dihadapi UMKM dalam melaksanakan pemasaran untuk suatu produk adalah perlunya membangun brand atau merek yang kuat. Tanpa brand yang kuat, akan sulit bagi UMKM untuk menarik minat dan mempertahankan pelanggan yang ada. Hal ini tentunya bisa menjadi masalah di market atau pasar yang ramai, di mana konsumen memiliki banyak pilihan dalam berbelanja.
Solusi: Literasi Digital, Insentif Promosi, dan Kebijakan Pendukung
Untuk mengatasi hambatan tersebut, dibutuhkan upaya sistematis dalam bentuk pelatihan dan kebijakan pendukung. Pemerintah dapat bekerja sama dengan platform digital melalui program seperti TikTok Academy for UMKM, yang telah berjalan di kota-kota besar sejak 2023 dan terbukti mampu meningkatkan omzet peserta hingga 35% (Kompasiana, 2022). Selain itu, dukungan dalam bentuk insentif promosi (voucher iklan, kolaborasi gratis dengan kreator pemula) juga sangat membantu UMKM pemula untuk memulai. Dari sisi regulasi, pemahaman terhadap aturan baru seperti Permendag No. 31/2023 tentang perdagangan digital juga perlu ditingkatkan. Penting untuk melakukan pendampingan hukum dan pelatihan kepatuhan bagi UMKM agar mereka mampu menjalankan usaha secara legal di ekosistem e-commerce.
Menurut survei yang dilakukan oleh TikTok 2023, 78,2% responden telah menggunakan media sosial dalam operasional bisnisnya, di mana 91,3% di antaranya menggunakan media sosial sebagai saluran pemasaran, dan 81,9% sebagai saluran penjualan. Manfaat dari media sosial tentunya juga memberikan dampak yang baik bagi UMKM guna mendukung usahanya karena mereka rela membayar untuk fitur premium yang dihadirkan, termasuk iklan.
TikTok, sebagai platform baru yang dapat membantu UMKM melalui solusi bisnis dari TikTok For Business dan TikTok Shop sebagai platform e-commerce yang terintegrasi, dinilai bermanfaat untuk membantu UMKM dalam berbagai hal. Manfaat yang dirasakan UMKM antara lain untuk penjualan, media promosi, hingga menjangkau pelanggan baru, pasar atau khalayak lebih luas. Hal ini terlihat dari laporan, di mana 22,4% responden telah menggunakan TikTok dan TikTok Shop untuk meningkatkan usahanya. Terlebih lagi, meskipun menjadi pemain baru di pasar Indonesia, TikTok Shop menjadi salah satu dari tiga platform teratas yang dipilih UMKM untuk menjajakan produknya.
Kesimpulan:
TikTok Shop telah menjadi inovasi yang signifikan dalam dunia pemasaran digital, khususnya bagi pelaku UMKM lokal di Indonesia. Platform ini memungkinkan interaksi langsung, pemasaran visual yang menarik, serta kolaborasi dengan kreator lokal untuk memperluas jangkauan pasar. Dengan fitur-fitur seperti video pendek, live streaming, dan integrasi sistem pembayaran langsung, TikTok Shop tidak hanya meningkatkan visibilitas tetapi juga konversi penjualan. Meskipun demikian, berbagai tantangan masih dihadapi, seperti rendahnya literasi digital, kesenjangan akses teknologi, dan kebutuhan penyesuaian dengan regulasi baru.