Mohon tunggu...
Adie Sachs
Adie Sachs Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Itu

Happy and Succesfull... #Alert #Reveal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gerbang Gerbong Neraka Itu

10 Desember 2013   03:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:07 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pintamu,
"Beri aku waktu..."
Katamu,
"Kita segera bertemu..."
"Tunggu aku selayak tamu," pesanmu
"Kau memang jagoanku," pujimu


Inilah Desember kelabu
Ketika waktu berhenti memburu
Menunggumu bukanlah soal waktu, tetapi kau tetap berlalu
"Berikan aku waktu," pintamu
Oh... Bukanlah aku empunya itu.


Adzan Dzuhur berkumandang Senin siang
Disambut dentuman laksana meriam dikejauhan
Nyaring... terbawa hembusan angin
Kejutkan sekitar diiringi teriakan


Gaduh...
Bersahutan...
Pilu... menyayat hati kemudian

Baru saja kau melambai
Hibur hati pujaan hati
"Kita segera bertemu," katamu
Untuk siapakah lambaian itu?

Kereta itu beradu diperlintasan
Tragedi Bintaro kembali terulan
Senin hari
Gerbong satu jadi gerbong neraka
Asap hitam membubung hadirkan kengerian

Di perlintasan maut itu kau berlalu
Diantara besi besi tangguh
"Tunggu aku selayak tamu," pesan terakhirmu
Untuk siapa pesan itu?

Gaduh...
Pilu...
Gerbong wanita gerbong nomor satu
Asap hitam..
Gerbang neraka!

Masinis itu terjepit tiada daya
Bersama rekannya... pergi selamanya
Tinggalkan putranya yang masih menyusu
"Kau memang jagoanku," pujimu saat terakhir bertemu


Pilu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun