Mohon tunggu...
Adi BasyariEriansyah
Adi BasyariEriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa di Universitas Airlangga Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perdagangan E-commerce Bisa Jadi Recovery Krisis Ekonomi

29 Juni 2022   23:02 Diperbarui: 29 Juni 2022   23:07 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepercayaan masyarakat akan e-commerce yang mereka pilih ini karena banyak barang diskon di setiap bulan, penggunaan aplikasi yang mudah dan dapat dimengerti bagi kalangan orangtua, estimasi pengiriman barang yang cepat. Hal-hal tersebut menjadi kepercayaan dan pilihan masyarakat karena sesuai dengan ekspektasi mereka. 

Namun dalam canggihnya teknologi saat ini, tidak menutup kemungkinan jika ada oknum pemilik toko mempunyai niat jelek kepada para customernya. Kejadian yang sering terjadi yaitu adanya penipuan barang ataupun penggelapan uang pembelian oleh pemilik toko. penipuan barang ini berupa barang yang dipesan dan sudah sampai di alamat customer ini tidak sesuai dengan barang yang dia pesan diawal sedangkan penggelapan uang ini seperti barang yang telah dibeli dan sudah dibayar namun oknum pemilik toko masih belum mengirimkan barang yang telah dibeli ke alamat customer.

Kementrian perdagangan menyatakan bahwa selama di tahun 2021 kemendag menerima pengaduan sebanyak 9.393 laporan sedangkan, pada tahun 2020 hanya sebanyak 931 layanan saja. 

Seperti yang telah disampaikan dibalik dampak positif yang diberikan E-Commerce bagi pemerintah dalam pertumbuhan perekonomian namun, dampak negatif yang diberikan E-Commerce tentu ada. Selama Pandemi ini masyarakat menggunakan E-Commerce ini bisa ke arah positif dan negatif. 

Dampak negatifnya seperti barang yang tidak kunjung diterima oleh konsumen, pembatalan pemesanan dengan cara sepihak oleh oknum toko usaha, estimasi kedatangan yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan, terjadi penipuan, serta fitur aplikasi yang kurang berfungsi. 

Adanya E-Commerce ini semakin mudah bagi masyarakat yang ingin berbuat jahat, maka tidak heran jika pihak E-Commerce menyarankan untuk menyampaikan pengaduannya kepada sektor niaga elektronik agar dapat ditindak lanjuti kembali. Dari seluruh total tersebut, Kementrian Perdagangan telah menindak lanjuti dengan cepat yaitu sebanyak 9.318 pengaduan.


Kesimpulan yang didapat oleh penulis setelah melakukan penelitian dari beberapa sumber menyimpulkan bahwa E-Commerce ini dapat memberikan dampak positif dan juga negatif bagi masyarakat. 

Bahwasannya E-Commerce ini dapat memudahkan masyarakat dalam membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari tanpa perlu datang ke lokasi tersebut dan akan mendapatkan harga yang terpaut beda dengan harga toko namun, dapat disalahgunakan oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab. 

Bagi orang yang awam ataupun baru mengerti mengenai proses pembelian barang-barang secara online ini tentu akan merasakan beberapa dampak negatif yang telah disebutkan diatas maka dari itu, perlu diberi bimbingan atau edukasi bagi orang yang masih awam melalui beberapa anak generasi millenial yang mahir dalam menggunakan teknologi. 

Maraknya E-Commerce ini dapat membuat meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia pada tahun 2022. 

Melalui E-Commerce ini juga akan membantu pemerintah dalam menstabilkan perekonomian di Indonesia dan permintaan pada produk tersebut akan meningkat seperti produk smartphone yang terbaru, otomotif, sepatu, pakaian formal, dan juga aksesoris yang akan dicari oleh masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun