Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Antara KKN di Desa Penari, "Herding", dan Cuan 150%

23 Mei 2022   07:00 Diperbarui: 23 Mei 2022   14:00 2010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harga Terra Luna/Sumber: coinmarketcap.com

Dalam psikologi, perilaku ikut-ikutan demikian disebut "herding". Pada masa lalu, perilaku ini merupakan salah satu cara untuk bertahan hidup. Maklum, manusia purba dulunya hidup berkelompok, sehingga mereka cenderung bertingkah menyerupai kelompoknya.

Perilaku ini menjadi semacam perlindungan dari marabahaya. Makanya, jika ada anggota kelompoknya yang berlari kocar-kacir karena diduga melihat bahaya, maka yang lain pun bakal melakukan hal yang sama tanpa perlu menyelidikinya terlebih dulu!

Pada masa kini, perilaku "herding" bisa dijumpai pada kejadian lain. Anda dan saya mungkin pernah mengalaminya.

Ambil contoh kebijakan verifikasi nomor handphone yang diterapkan oleh pemerintah beberapa tahun lalu. Pada waktu itu, pemerintah mewajibkan masyarakat untuk mendaftarkan nomor handphone beserta nomor KTP yang dimiliki.

Tadinya saya enggan melakukan hal tersebut dengan alasan sibuk bekerja. Namun, sebuah iklan yang saya lihat di televisi kemudian "menyadarkan" saya. Di iklan tadi disebutkan sudah 50 juta orang melakukan verifikasi nomor handphone, dan saya belum termasuk di dalamnya.

Saya mulai gelisah. Jangan-jangan bisa terjadi masalah kalau saya tidak melakukannya. Alhasil, daripada terkena masalah sendirian, saya akhirnya mengikuti orang lain.

Hal yang sama juga bisa dilihat pada pemberian vaksin. Hampir setiap hari, kita tentu melihat berita terbaru tentang jumlah orang yang sudah menerima vaksin, baik dosis 1, dosis 2, maupun booster.

Berita tadi muncul bukan tanpa sebab. Selain mengabarkan pencapaian vaksinasi di Indonesia, secara tersirat, berita tersebut juga menjadi semacam "trigger", khususnya bagi orang-orang yang belum divaksin. Dengan melihat berita tersebut, orang-orang tersebut diharapkan terdorong melakukan vaksin sesegera mungkin, seperti yang lainnya.

Di pasar kripto, perilaku ini lebih kontras terlihat. Ingat kasus Terra Luna? Awal Mei mungkin adalah masa yang kelam bagi investor Luna. Betapa tidak, harga Terra Luna amblas dari 1,2 juta ke 1.000 rupiah hanya dalam waktu beberapa hari saja! Ini tentu saja menjadi sebuah "tamparan keras" bagi investornya, sehingga jangan heran, sampai diberitakan ada 8 orang investornya yang melakukan bunuh diri!

Harga Terra Luna/Sumber: coinmarketcap.com
Harga Terra Luna/Sumber: coinmarketcap.com

Kejatuhan nilai Terra Luna merupakan wujud perilaku "herding". Saat seorang investor menjual Luna secara masif, maka investor lainnya pun akan melaksanakan hal yang sama. Hal ini mengakibatkan harga Luna jatuh ke titik nadir. Saat tulisan ini dibuat, harga Terra Luna sudah naik ke kisaran 2000 rupiah, tapi tidak ada tanda bakal kembali ke posisi puncaknya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun