Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

"Kontrarian", Strategi Investasi Saham ala Rambo

5 April 2021   07:00 Diperbarui: 5 April 2021   10:17 1231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apesnya, setelah dilepas, alih-alih turun, harganya justru lanjut naik, sehingga investor tadi melewatkan kesempatan emas untuk meraup keuntungan yang lebih besar.

Hal itulah yang membuat saya enggan berinvestasi di "saham panas". Saham demikian memang begitu menarik, sebab dalam waktu singkat harganya bisa naik puluhan hingga ratusan persen.

Siapapun yang berinvestasi di dalamnya sangat mungkin memperoleh keuntungan atau kerugian yang besar, bergantung pada posisi beli atau jual yang dilakukan. Makanya, berinvestasi di saham demikian sangat cocok bagi investor yang punya nyali besar.

Saham Panas/ sumber: https://www.nasdaq.com
Saham Panas/ sumber: https://www.nasdaq.com
Sebaliknya, karena kurang tertarik pada saham panas, maka saya lebih berminat berinvestasi di "saham dingin". Saham ini sebetulnya bukan saham yang jelek. Sejatinya ia adalah saham bagus, yang sedang mengalami masalah yang sifatnya sementara.

Masalahnya bisa berupa kinerja yang menurun atau tersangkut kasus yang masih bisa diselesaikan dengan baik. Karena terkena masalah tersebut, maka ada banyak investor yang menjauhinya. Alhasil, harga sahamnya pun turun, dan pada sebuah titik, harganya tidak ke mana-mana ("membeku") dalam jangka waktu yang lama.

Saham-saham inilah yang saya incar. Sebab, apabila suatu saat, masalah tadi dapat terselesaikan, maka harganya bisa bangkit seperti sebelumnya. Nanti, saya hanya perlu menjualnya kepada investor lain yang "berlomba" ingin membelinya.


Strategi ini sering disebut sebagai "kontrarian". Dalam sejumlah artikel dan buku, strategi ini kerap diterapkan oleh sejumlah investor hebat. Sebut saja Lo Kheng Hong, Warren Buffett, dan Peter Lynch. Dengan melakukan analisis secara cermat dan mengambil keputusan yang begitu berani, strategi ini sukses menghasilkan cuan jumbo bagi mereka.

Walaupun begitu, bukan berarti strategi ini bebas dari risiko. Salah satu risiko yang mesti ditanggung ialah kesiapan untuk menerima situasi terburuk yang mungkin saja muncul.

Hal ini bisa terjadi bukan tanpa alasan. Sebab, secermat apapun analisis yang sudah dilakukan investor, tetapi kalau masalah yang dialami perusahaan justru berkepanjangan dan bertambah buruk, sehingga perusahaan tersebut kemudian terancam mengalami kebangkrutan, maka alih-alih naik, harga sahamnya bakal terkapar di level terendah.

Jika "skenario" ini terwujud, maka investor yang bersangkutan harus siap kehilangan modal investasinya dalam jumlah yang besar!

Makanya, strategi ini belum tentu cocok diterapkan oleh semua investor. Risikonya cukup besar, sebanding dengan hasilnya. Oleh sebab itu, strategi ini mesti dijalankan dengan begitu hati-hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun