Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Di Balik Saham yang "Melesat" Terdapat Manajemen yang Hebat?

25 Januari 2021   07:00 Diperbarui: 25 Januari 2021   11:05 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jahja Setiaatmadja/ sumber: lifepal.co.id

Setelah Welch pensiun pada tahun 2001, rekor harga tersebut belum pernah terlampaui hingga hari ini. Alhasil, biarpun sudah berganti beberapa CEO, namun belum ada seorang pun yang sanggup mengulang "cerita manis" yang ditorehkan Jack Welch pada masa lampau.

Apple

Contoh lainnya adalah kisah kebangkitan Apple. Sejak berdiri, Apple merupakan salah satu perusahaan teknologi yang cukup menyita perhatian masyarakat Amerika Serikat. 

Maklum, produk-produk yang dirilisnya kerap menciptakan tren tersendiri di tengah masyarakat. Alhasil, biarpun dijual dengan harga "premium", namun ada cukup banyak yang bersedia membeli dan mencintainya.

Keberhasilan Apple sebagai salah satu perusahaan yang paling bernilai di dunia bisa muncul berkat kerja keras manajemennya, terutama kelihaian CEO-nya Steve Jobs. 

Di bawah komando Jobs, perusahaan yang nyaris bangkrut pada akhir tahun 1990-an ini mampu bangkit dan kemudian mencatatkan kinerja yang sangat gemilang. Semua itu bisa terjadi setelah Jobs sukses "menelurkan" produk-produk yang sangat laris di pasaran, seperi Imac, Ipod, dan Iphone.

Steve Jobs/ sumber: businessinsider.com
Steve Jobs/ sumber: businessinsider.com
Jobs memang bukan orang baru di Apple. Ia merupakan salah satu pendiri Apple. Setelah bekerja selama beberapa tahun, ia akhirnya keluar dari Apple, karena berselisih dengan jajaran menajemen lain. Ia kemudian mendirikan perusahaan komputer lain, yaitu Next, yang secara tersirat menjadi salah satu rival Apple.

Setelah Jobs minggat, Apple seperti "kapal" yang melaju tanpa arah yang jelas. Manajemennya kurang inovatif. Produk-produk terbarunya tidak begitu diminati. Pangsa pasarnya pun terus menyusut. Alhasil, tinggal menunggu waktu saja sebelum akhirnya Apple karam dan tenggelam.

Namun, peristiwa itu batal terjadi setelah Jobs terpilih menjadi CEO pada tahun 1998. Pelan-pelan ia mulai merombak bisnis Apple, dan selebihnya adalah sejarah. 

Yang menarik, sewaktu Jobs masuk ke jajaran manajemen, saham Apple dihargai sekitar 0,3 USD/lembar. Sepuluh tahun kemudian, di bawah kepemimpian Jobs, saham Apple sanggup melesat hingga menyentuh harga 11 USD/lembar! 

Alhasil, Jobs tak hanya mampu menciptakan produk-produk yang ikonik, tetapi juga mendongkrak kapitalisasi pasar Apple hingga 36 kali lipat! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun