Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kasus Bunuh Diri yang Disiarkan via Medsos Menunjukkan Sifat Narsistis?

19 April 2017   09:28 Diperbarui: 19 April 2017   12:25 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga, akhirnya, ia pun mati di tepi danau itu karena rindu dendamnya sendiri yang tak sampai. Sejak saat itu, namanya kemudian diabadikan sebagai “gejala kejiwaan” berupa kekaguman terhadap diri sendiri secara berlebihan, alias “narsis”.

Walaupun disebut telah lama tiada, sifat Narsissus yang mencintai dirinya sendiri lebih daripada apapun bisa jadi telah “terlahir kembali” dalam diri banyak orang. Apalagi, sejak fenomena selfie menjadi trend di masyarakat beberapa tahun lalu, Narsissus-Narsissus era digital pun muncul dengan beragam “gaya”.

Betapa tidak! Jika dulu orang hanya berfoto untuk mengabadikan sebuah momen berharga, kini orang cenderung menjadikannya sebagai ajang “pelampiasan ego”. Bagi yang sudah kecanduan selfie, misalnya, setiap momen itu dianggap berharga.

Makanya, mereka sering mengambil foto pada momen-momen yang sebetulnya biasa saja, yaitu bangun tidur, pergi belanja, dan makan siang. Dari situ, muncullah kekaguman atas diri sendiri secara berlebihan, seperti Narssisus. Apalagi, kalau foto itu di-share di medsos dan direspon banyak orang, bisa jadi itu turut menyuburkan sifat narsis di dalam diri seseorang.

Lantas, apa hubungannya antara sifat narsis dan kasus bunuh diri sebagaimana dipaparkan di atas? Bisa jadi hal itu menunjukkan sifat “narsis” dalam diri pelaku sehingga si pelaku “merasa perlu” menayangkan perbuatannya di media sosial agar dilihat banyak orang.

Namun demikian, barangkali itu hanyalah “asumsi” belaka. Sebab, jika seseorang punya sifat narsis yang kuat, ia akan menyayangi dirinya sendiri, sehingga pikiran bunuh diri tentu tak akan terlintas di kepalanya.

Oleh sebab itu, pasti ada motif lainnya yang membikin seseorang merasa perlu menyiarkan aksi bunuh dirinya via medsos, yang sampai saat ini belum terkuak jawabannya.

Salam.

Adica Wirawan, Founder Gerairasa.com

Referensi:

“Pria Bunuh Diri Live di Facebook Dikenal Ramah,” liputan6.com, diakses pada tanggal 19 April 2017.

“Fenomena Bunuh Diri Lewat Facebook Live juga Dilakukan ABG di Amerika,” tribunnews.com, diakses pada tanggal 19 April 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun