Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Bisakah "Meneropong" Masa Depan lewat Produk Budaya?

25 November 2016   09:01 Diperbarui: 25 November 2016   15:03 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kemenangan trump sebagai presiden amerika serikat telah | motinews.info

Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat menyisakan cerita unik. Apalagi, kalau kita mengaitkannya dengan serial The Simpson. Serial itu belakangan menyita perhatian publik lantaran disebut-sebut telah “meramalkan” kemenangan Trump sejak 16 tahun yang lalu.

Tepatnya pada bulan Maret tahun 2000, dalam episode "Bart to the Future ", The Simpson memang menceritakan kisah petualangan Bart pada masa depan. Nah, kala itu, Lisa, adik perempuan Bart, berhasil menjadi presiden perempuan pertama di Amerika Serikat.

Alih-alih merasa bangga, Lisa malah terlihat uring-uringan lantaran presiden sebelumnya, yaitu Donald Trump, meninggalkan masalah ekonomi yang pelik. Warisan persoalan ekonomi itulah yang kemudian menjadi isu sosial yang diangkat di dalam episode itu.

Biarpun terkesan mengada-ada, Trump, yang di dalam serial itu memang diceritakan menjadi Presiden Amerika Serikat, tampil dengan gaya rambutnya yang khas. Ia tampak berbicara di podium sebelum akhirnya Homer, ayah Bart, datang dan membikin kekacauan dalam konfrensi tersebut.

Siapapun yang menyaksikan episode itu tentunya tak pernah menyangka kalau Trump betul-betul akan terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Kalau jadi “presiden” di kalangan pengusaha, itu masih mungkin, sebab ia memang dikenal sebagai pengusaha properti yang sukses. Namun, kalau menjadi penguasa Negeri Abang Sam, nanti dulu. Itu beda cerita.

Walaupun demikian, itulah yang terjadi 16 tahun kemudian. Kebetulan? Mungkin saja. Namun, yang jelas, prediksi yang ditampilkan oleh produk budaya, seperti serial The Simpson, bukanlah yang pertama kali terjadi.

Episode Tintin Mendarat di Bulan

Sebut saja seri petualangan Tintin yang tersohor itu. Salah satu seri petualangan Tintin konon juga mampu memprediksi kejadian pada masa depan. Misalnya saja, pada tahun 1953, Herge, komikus yang menciptakan Tintin, menerbitkan episode Explorers on the Moon.

Dalam episode tersebut, Tintin pergi menjelajah bulan dengan menggunakan pakaian ruang angkasa. Ia menyusuri permukaan bulan ditemani oleh anjing kesayangannya, Snowy, dan Kapten Haddock.

serial tintin yang menceritakan petualangan di bulan/ www.telegraph.co.uk
serial tintin yang menceritakan petualangan di bulan/ www.telegraph.co.uk
Walaupun sudah lama diterbitkan, bagi penggemar Tintin, episode itu adalah sesuatu yang sangat berharga. Bahkan, baru-baru ini, rumah lelang Artcurial mengumumkan kalau gambar asli episode tersebut laku terjual sampai £ 1,3 juta di Paris.

Mengapa ada orang yang menilai sedemikian tinggi lembaran komik yang dibuat dengan menggunakan tinta cina itu? Karena, pada episode itu, terdapat visi yang jelas dari Herge bahwa manusia mampu mendarat di bulan.

Barangkali orang yang membacanya akan menganggap kalau visi Herge terlalu mengawang-awang. Namun demikian, anehnya, 16 tahun kemudian visi itu terwujud setelah Neil Armstrong berhasil menjadi manusia pertama yang menjejakkan kaki di bulan dengan menaiki kapal Apolo 11.

Sketsa da Vinci dalam Codex Leicester

Sekali lagi, apakah itu hanya suatu kebetulan? Bisa saja. Namun, perhatikan juga kisah Leonardo da Vinci yang kabarnya sudah mempunyai “penerawangan” tentang teknologi helikopter pada masa depan. Da Vinci, yang terkenal sebagai pelukis Monalisa dan The Last Supper, pernah membikin oret-oretan di buku catatannya.

Rupanya ia tengah membuat sketsa suatu kendaraan yang sekilas mirip dengan helikopter. Hanya bedanya, desain helikopter milik da Vinci dirancang menggunakan tenaga manusia dan hanya bisa dikendarai oleh satu orang saja.

sketsa helikopter yang dirancang oleh da vinci/ www.leonardodavincisinventions.com
sketsa helikopter yang dirancang oleh da vinci/ www.leonardodavincisinventions.com
Sayangnya, ia tak pernah berhasil mewujudkan gagasannya itu, barangkali karena sibuk menyelesaikan proyek lainnya atau keterbatasan sarana di Italia pada saat itu. Namun, uniknya, beratus-ratus tahun kemudian, manusia mampu membikin helikopter, yang modelnya mirip dengan kendaraan rancangan da Vinci.

Menetapkan Visi, Meneropong Masa Depan

Setelah melihat fenomena itu tentunya kita bertanya-tanya, apakah orang-orang di balik serial The Simpson, Tintin, dan desain helikopter itu punya “indera keenam” sehingga mampu meneropong masa depan? Jawabannya tak seorang pun yang tahu, kecuali yang bersangkutan. Namun, yang jelas, fenomena itu telah terjadi, dan masih sulit dijelaskan lewat logika semata atau ilmiah.

Sehubungan dengan hal itu, pikiran saya pun terbayang akan film Up, yang diproduksi oleh Disney pada tahun 2009. Barangkali saja fenomena di atas bisa diterangkan lewat alur cerita film animasi itu. Film itu sendiri mengisahkan perjalanan Carl Fredericksen, seorang pensiunan, yang menerbangkan rumah tuanya ditemani oleh seorang bocah gendut bernama Russel.

rumah yang bisa | blogsjoins.com
rumah yang bisa | blogsjoins.com
Ia punya rencana akan mendaratkan rumah tua itu ke Paradise Falls, sebuah tebing air terjun yang menawarkan pemandangan eksotik. Semua itu dilakukannya untuk mewujudkan hasrat mendiang istrinya, Ellie, yang ingin betul punya rumah di sekitar situ.

Untuk mewujudkan impian itu, mereka mulai “menabung” impian dengan membuat gambar sebuah rumah di tepi paradise falls. Gambar itu kemudian ditempel di permukaan dinding sebagai pengingat. Namun, sebelum impian itu terwujud, Ellie sudah keburu meninggal dunia karena terkena penyakit parah.

Carl, yang begitu mencintai istrinya, kemudian berusaha mewujudkannya. Ia pun mengikatkan banyak balon untuk menerbangkan rumah itu, dan memulai perjalanannya yang penuh bahaya.

Akhirnya?

Impian itu betul-betul terwujud.

Biarpun usaha Carl tampak gagal lantaran mendapat hadangan Charles Muntz, pada akhir cerita, secara magis, rumah itu mendarat persis di tepi Paradise Falls, sesuai dengan sketsa yang mereka bikin bertahun-tahun lalu.

Mewujudkan Sebuah Visi

Biarpun hanya sebuah tontonan, film itu punya pesan yang baik bahwa kita bisa mewujudkan apapun asalkan memiliki visi yang jelas. Bagi pembaca yang sering melahap cerita-cerita yang terdapat di serial Chicken Soup for The Soul, hal itu tentunya mudah dipahami, karena serial itu pun mengajarkan demikian. Milikilah visi yang jelas, lalu berusahalah mewujudkannya.

Untuk itu, kita diminta menuliskan visi kita dan memvisualisasikannya di pikiran sesering mungkin. Namun, apakah itu akan langsung terwujud? Belum tentu. Selain visi dan usaha, kita harus melihat faktor-faktor pendukung lainnya, seperti lingkungan dan keberuntungan.

Banyak orang yang berjuang mati-matian untuk mewujudkan impiannya, tetapi sering gagal. Semua itu bukannya karena mereka kurang usaha, bukan pula nggak punya visi yang jelas, melainkan karena lingkungannya belum mendukung. Oleh sebab itu, faktor itu pun perlu dipertimbangkan dalam usaha mewujudkan sebuah visi.

Pada akhirnya kita hanya akan kembali ke ungkapan lama: “Manusia hanya bisa menetapkan visi, tetapi tidak bisa menentukan terwujudnya visi tersebut.” Ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan visi itu.

Oleh sebab itu, semua produk budaya, seperti serial The Simpson, Tintin, dan sketsa desain helikopter, barangkali hanyalah visi dari penciptanya. Namun, pada masa depan, ketika semua kondisi yang mendukung terwujudnya visi itu sudah lengkap, dari yang tadinya hanya angan-angan, kini semua itu bisa jadi kenyataan.

Salam.

Referensi:

“Tintin drawing sells for record €1.55m in Paris auction”, www.guardian.com, diakses pada tanggal 24 November 2016.

“Back to the future: how the Simpsons and others predicted President Trump”, www.guardian.com, diakses pada tanggal 24 November 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun