Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terdakwa Yusafni di Sidang Tipikor Padang Kelihatan Gagah

16 Januari 2018   22:04 Diperbarui: 17 Januari 2018   00:49 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yusafni berpeci haji kelihatan tenang saat mendengarkan dakwaan jaksa dalam sidang di Pengadilan Tipikor Padang. (DOK REPRO. HARIAN SINGGALANG)

Berpecihaji sudah lumrah bagi mereka yang pernah menunaikan rukun Islam kelima: 'naik haji bagi yang mampu'.

Sudah sangat banyak jemaah haji asal Indonesia. Dipastikan sejak zaman penjajahan, jumlahnya sudah puluhan juta orang. Angka pastinya tentu ada pada Kementerian Agama RI.

Dulu - bahkan sampai sekarang - warga Islam yang sudah menunaikan ibadah haji ada ciri khasnya. Di antaranya rata-rata mereka rajin beribadah. Berpenampilan positif dalam tingkah laku. Bahkan di kepalanya kebanyakan bertengger 'peci putih'. Wajahnya pun jernih. Mungkin saja dosanya sudah dihapus berkat doanya di tanah suci dikabulkan Allah SWT.

Namun dari Padang, ada pemandangan aneh yang sebelumnya tidak pernah kelihatan. Seorang terdakwa berpeci haji di ruangan sidang pengadilan.

Begitulah, terdakwa Yusafni, pegawai Dinas Tata Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukiman (Prasjaltarkim) Sumatra Barat didakwa mengembat uang negara Rp62,5 miliar dalam persidangan yang digelar Jumat 12 Januari lalu, di Pengadilan Tipikor Padang.

Dalam sidang itu, Yusafni yang berpeci haji tampak tenang mendengarkan dakwaan jaksa. Penampilannya terkesan biasa-biasa saja. Seperti pada foto utama harian berpengaruh di Sumatra Barat, SINGGALANG, terbitan Sabtu, 13 Januari. Apakah ada hubungan penampilannya yang tenang dengan peci haji yang bertengger di kepalanya? Inilah yang tidak terungkapkan oleh media yang terbit di negeri ini.

Biasanya, di Ranah Minangkabau, sejak dulunya mereka yang sudah kembali dari tanah suci menunaikan Rukun Islam kelima langsung dapat panggilan kebanggaan 'Pak Haji' atau Buk Hajjah. Bagi mereka yang sudah berhasil meraih gelar itu, maka kesehariannya juga berubah.Termasuk berpeci haji, serta berpakaian Islami bagi wanita.

Jemaah haji Indonesia selalu paling banyak jumlahnya sedunia. Sebelum diberangkatkan ke tanah suci, mereka diberi bimbingan manasik berkaitan dengan beragam ibadah yang perlu dilakukan selama berada di Tanah Suci. Misalnya doa yang perlu dibaca di beragam lokasi, tempat yang sakral, dan berharap doa itu dikabulkan Allah SWT.

Bahkan, siapa saja jemaah Indonesia, rakyat biasa sampai pejabat tinggi, selalu disuruh bahkan 'wajib' mendoakan untuk keselamatan tanah air Indonesia agar terjauh dari segala macam bencana. Rakyatnya aman dan sejahtera. Dijauhkan dari segala dosa dan noda yang tercela.

Tidak sedikit jemaah Indonesia menangis terisak saat membaca doa di tempat mustajab di tanah suci. Semisal di Masjidil Haram, Arafah, Mina, Masjid Nabawi Madinah. Mereka semuanya terasa kecil di sisi Allah.

Boleh dikatakan, semua jemaah yang pulang dari tanah suci, wajahnya bersih. Apalagi pakaiannya tampak ke arab araban. Syukur Alhamdulillah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun