Mohon tunggu...
Adibah Pertiwi
Adibah Pertiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Negeri Makassar

Mahasiswa semester 6 jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Makassar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Alasan Penurunan Angka Kelahiran di Indonesia

4 Mei 2025   14:30 Diperbarui: 4 Mei 2025   14:30 1553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : https://www.macrotrends.net/global-metrics/countries/WLD/world/birth-rate?form=MG0AV3

Kenapa Angka Kelahiran Menurun Belakangan Ini?

Menurut World Fertility Report 2024, rata-rata angka kelahiran global telah menurun drastis, dari 4,8 kelahiran per perempuan pada tahun 1970 menjadi 2,2 kelahiran per perempuan pada tahun 2024.

Penurunan ini bukan hanya terjadi di satu atau dua negara, tetapi menjadi tren global yang mencakup berbagai kawasan, termasuk negara-negara maju maupun berkembang. Bahkan, diperkirakan angka kelahiran global akan terus menurun hingga 1,8 kelahiran per perempuan pada tahun 2100.

Angka kelahiran global terus menurun selama dekade terakhir. Tren ini didorong oleh turunnya tingkat fertilitas, yang telah lebih dari setengah sejak tahun 1960-an, dari lebih dari 5 anak per perempuan menjadi sekitar 2,3 anak per perempuan.

Bagaimana dengan Indonesia?

Di Indonesia, tren serupa juga terjadi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) Indonesia tercatat sebesar 2,10, yang berarti rata-rata setiap perempuan Indonesia akan melahirkan dua anak selama masa reproduksinya. Dalam sepuluh tahun terakhir, angka ini mengalami penurunan sebesar 0,39 poin (BPS, 2020).

Penurunan angka kelahiran ini dikaitkan dengan keberhasilan program keluarga berencana (KB) yang telah diterapkan oleh BKKBN sejak tahun 1970. Selain itu, Indonesia juga berhasil mencegah terjadinya baby boom selama pandemi COVID-19, meskipun sebelumnya banyak prediksi yang memperkirakan lonjakan angka kelahiran akibat penurunan penggunaan alat kontrasepsi dan keterbatasan layanan kesehatan selama pandemi (BPS, 2020).

Meski demikian, ada kekhawatiran bahwa Indonesia bisa menghadapi "resesi seks", di mana angka kelahiran terus menurun dalam satu dekade terakhir. Namun, hingga saat ini, fenomena tersebut belum terbukti karena Indonesia masih memiliki surplus kelahiran bayi. Wilayah-wilayah dengan angka kelahiran tertinggi di Indonesia meliputi Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, dan Maluku.

Mengapa Angka Kelahiran Menurun?

Lalu, mengapa ini terjadi? Berikut ini faktor utama yang menyebabkan penurunan angka kelahiran global dan nasional adalah sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun