Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jilbab dan Sebatang Rokok

14 Maret 2023   15:19 Diperbarui: 21 Maret 2023   15:10 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi merokok dari Kompas.com dan ingram publishing

Lagipula tak ada teks haram yang rigid bagi seorang perokok. Alangkah banyak santri dan kiai yang merokok di pondok pesantren.

Yang merokok harap hormati yang tidak merokok. Yang tidak merokok ya pahami mereka yang suka masuk kategori "ahli isap".

Dalam konteks jurnalisme, pelajaran yang bisa diambil dari jilbab dan sebatang rokok ini adalah urusan privat atau publik. Kalau urusan privat, tak usah repot mau direportase segala. 

Kecuali kita bikin tulisan dampak rokok terhadap stunting. Betapa banyak orang maaf miskin yang konsumsi rokoknya tinggi. Padahal duit beli rokok bisa dipakai beli susu, telur, dan ikan untuk anak-anaknya. 

Itu wilayah publik namanya. Itu bisa diliput, bisa diberitakan, bisa diwawancara.

Pelajaran lain adalah jangan lekas-lekas menjustifikasi, menghakimi, atau punya kesimpulan. Dugaan boleh, premis oke saja. Dugaan kemudian dianalisis dengan alat yang pas. Dari penghitungan itu kita baru tahu konteks rokok tadi masuk pada ranah apa.

Kalau kita ingin menjadikan perempuan jilbab merokok menjadi karya jurnalistik. Misalnya, mau tanya sama mereka berapa persen konsumsi rokok dari pendapatan, oke saja. Silakan wawancara dengan baik. 

Sapa dengan sopan. Kenalkan diri kita sebagai wartawan yang hendak menulis soal persepsi publik soal rokok dan perempuan berjilbab. Jelaskan sedetail mungkin. 

Tunggu respons dia mau atau tidak. Jika mau, silakan tanyakan dari A sampai Z sehingga menjadi tulisan yang komprehensif. 

Atau mau bikin tulisan ringan juga bisa. Mungkin si perempuan berjilbab tadi ada komunitas mereka yang suka merokok. Apa nama komunitas mereka. 

Kegiatannya apa saja. Ada kegiatan sosial apa tidak. Bagaimana mereka menangkis persepsi orang soal perempuan jilbab kok merokok. Dan sebagainya dan sebagainya. Dari situ kita bisa menulis human interest dalam kadar jurnalisme yang pantas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun