Kita tak bisa menjustifikasi perempuan itu atau pria itu dari satu kejadian. Baru juga lihat si A merokok, kita sudah ambil generalisasi dia perokok. Ya belum tentu juga.
Baru lihat perempuan pakai jilbab merokok, kita sudah memersepsikan jelek. Dalam hati dan pikiran kita, "Ngapain pakai jilbab kalau masih merokok."Â
Itu juga saran saya dikikis perlahan-lahan. Tidak semua yang kita lihat pada kesempatan pertama itu bisa digeneralisasi.
Buat warganet, juga tak bisa merekam seorang perempuan jilbab merokok kemudian mengunggah ke media sosial. Soal perempuan jilbab merokok, itu hak dia.Â
Itu wilayah privat namanya. Privilese namanya. Bukan ranah publik.Â
Maka itu, warganet hati-hati juga untuk mengabadikan sesuatu yang ke depannya bisa timbul masalah.
Jangan kepo sama urusan orang lain. Jangan lekas berprasangka pada satu kejadian yang baru itu kita lihat. Jangan juga menggeneralisasi.
Mungkin perempuan yang merokok itu baru kali itu mengisap sigaret. Ia sekadar ingin mencicipi bagaimana rasanya mengisap sebatang rokok filter.Â
Ia ingin tahu bagaimana kebahagiaannya melepas asap ke udara. Juga baru pertama kali merasakan betapa enak merokok dengan teman-teman sambil ketawa-ketiwi.
Mungkin juga perempuan berjilbab yang merokok itu juga baru perdana mencoba. Ia bukan perokok pada dasarnya. Sekadar ingin mencoba saja.Â
Bisa jadi juga perempuan berjilbab merokok itu seorang alpha female yang sedang mencari solusi atas persoalan di perusahaannya.Â