Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Memaknai Demokrasi dalam Jurnalisme di Luar Algoritma

8 Maret 2023   11:27 Diperbarui: 8 Maret 2023   19:35 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jurnalisme di Luar Algoritma. Dokumentasi Pribadi

Ada penggambaran selama ia menulis. Ruang-ruang ia deskripsikan dengan baik. Suasana ia gambarkan dengan terperinci.

Saat membaca, kita seolah-olah berada dekat dengan peristiwa itu. Saat bertemu tokoh Gerakan Aceh Merdeka, Hasan Tiro, di Swedia, Arif memerinci pandangan matanya dengan deskriptif dan detail. 

Lelaki itu merapatkan mantelnya. Ia berdiri di pintu balkon menghadap ke luar apartemen. Angin dingin musim semi berembus. Lima belas derajat Celsius. Kering.

Di luar, Laut Malaren yang menggenangi Kota Stockholm berpendar-pendar. Di atasnya, sebuah bukit berwarna cokelat menyembul dari permukaan air. Udara cerah. Awan meriaki biru langit. (Dua Jam Bersama Hasan Tiro, halaman 3).

Kumpulan artikel dalam buku ini kalau hendak dicari benang merahnya memang berisi pesan demokrasi. Cukup banyak artikel yang lahir dari rahim pikiran Arif berkenaan dengan itu. Sesuatu yang barangkali pada suatu masa menjadi stigma bagi Indonesia.

Hasan Tiro jelas pemberontak dalam konteks NKRI. Namun, ia pahlawan buat sebagian orang Aceh. Perlawanan panjang Gerakan Aceh Merdeka juga menjadi cerminan penolakan kebijakan Jakarta soal Aceh.

Arif mendedahkan itu dengan baik. Bab berjudul "Stockholm" itu berisi 4 artikel berkenaan dengan Hasan Tiro dan Gerakan Aceh Merdeka. 

Kita bisa memaknai demokrasi dari sudut pandang yang mungkin jarang kita baca. Dahulu, jelas sulit untuk mencari narasumber yang bisa berkata lain ketimbang suara Jakarta. 

Namun, dalam catatan perjalanan Arif ini, setidaknya kita bisa menemukan suara lain dari seberang. Itu akan membentuk pikiran kita dengan jalan yang lain. 

Kita akan mendapatkan ihwal baru tentang demokrasi dari angle mereka yang selama ini tak bisa bersuara lantang di dalam negeri.

Tulisan Arif juga menarik kala ia mengulik soal kisah orang-orang terpinggirkan alias eksil di luar negeri. Khususnya di beberapa negara Eropa Timur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun