Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengapa Kita Tidak Ikhlas Bayar Parkir?

28 Januari 2023   17:07 Diperbarui: 28 Januari 2023   18:26 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juru parkir. Sumber foto seputartangsel.com/Pikiran Rakyat

Rumah sakit swasta dan pemerintah juga semestinya kasih garansi gratis untuk parkir. Orang berobat itu mengeluarkan duit. 

Termasuk duit yang saban bulan dibayar ke kasnya BPJS Kesehatan. Orang sakit di mana-mana tidak enak. 

Orang yang menjenguk orang sakit juga sudah keluar duit untuk beli sekadar buah tangan untuk yang sakit.

Sudahlah kondisi kayak begitu, masih juga dimintai uang parkir. Bahkan, ada kelipatannya kadang-kadang. 

Sejam pertama dua ribu perak. Tiga jam ke atas naik seribu rupiah. 

Ujung-ujungnya kalau seharian sepuluh ribu atau lebih. Dikali saja misalnya dengan seratus mobil yang masuk hari itu, sudah berapa.

Saya tetap berketetapan hati bahwa masalah parkir adalah kebebasan warganya. Tiap pengelola bisa menggratiskan sebagai bentuk layanan kepada pengunjungnya. Baik itu minimarket, mal, rumah sakit, hotel, atau toko-toko atau gerai-gerai di tengah kota.

Cari kerja sekarang itu sekarang susah, Adian. Ada yang bilang begitu sama saya ketika beradu argumen soal parkir. 

Saya bilang, lho saya yang menganggur saja ada keahlian kok. Ya kalau mau uang ya kerja yang benar. 

Jangan lantas alasan kita butuh kerjaan, malah "memeras" orang lain "meski" cuma dua ribu sampai tiga ribu rupiah.

Kalau mau kerja, ya usaha. Keringatnya mesti keluar. Isi otaknya mesti dipakai. Keterampilannya mesti digunakan. Baru sah dan halal duitnya dimakan. Kalau makan duit dari sumpah serapah orang, bagaimana coba?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun