Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hikmat Vs Kebodohan

12 Oktober 2021   12:24 Diperbarui: 12 Oktober 2021   12:27 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber image: https://www.penaburbenih.blog/

Apabila kita hendak memiliki hikmat, maka janganlah menjadi orang bebal, melainkan orang arif atau orang yang selalu taat kepada perintah Tuhan, selalu berpegang pada ajaran-ajaran yang alkitabiah serta selalu memiliki persekutuan dengan Allah.

  • Mempergunakan waktu yang ada

Kata "waktu" dalam ayat 16 menggukan kata "kairos" yang berarti waktu Tuhan atau biasa disebut kesempatan. Orang Yunani percaya adanya dewa kairos atau dewa kesempatan. Dewa ini memiliki kepala plontos di belakang, dengan jambul yang panjang di bagian depan. Dia berlari begitu kencang dan badannya pun sangat licin. Apabila orang bisa menangkapnya, maka orang Yunani percaya dewa kairos akan mengabulkan permintaannya. Namun, satu-satunya cara untuk dapat menangkap dewa kesempatan ini ada memegang jambulnya. Itu berarti apabila dia sudah berlalu maka mustahil dapat ditangkap.

Demikianlah kita memaknainya yakni dengan mempergunakan waktu atau kesempatan dalam perikop ini. Bahwa kesempatan itu datang hanya sekali, sehingga harus dipergunakan sebaik mungkin. Karena apabila telah berlalu maka mustahil kita dapat memperolehnya kembali. Seperti yang disampaikan oleh sebuah lagu yang cukup populer, hidup ini adalah kesempatan.

Jadi ketika kita dapat mempergunakan kesempatan dengan baik maka kita akan memiliki hidup berhikmat atau tidak bodoh.

  • Usahakan mengerti kehendak Allah

Orang yang mengerti kehendak Allah disebut orang yang berhikmat atau bijaksana. Sebaliknya mereka yang tidak mengerti kehendak Allah disebut sebagai orang-orang bodoh. 

Satu-satunya cara untuk dapat mengerti kehendak Allah adalah dengan sering-sering membaca dan merenungkan Alkitab. Karena kehendak Tuhan telah disampaikan di dalam Alkitab. Pertanyaannya: apakah kita memiliki waktu untuk membaca dan merenungkan Alkitab? Jangan-jangan kita terlalu sibuk dengan rutinitas kita. Sehingga lupa waktu dengan Tuhan dengan membaca dan merenungkan Firman Tuhan.

Apabila kita hidup demikian, maka kita masih hidup dalam kebodohan. Sehingga kita mudah diombang-ambingkan hal-hal duniawi. Seperti kemabukan, percabulan, hawa nafsu dan kejahatan. Sebaliknya, apabila kita dapat mengerti kehendak Allah karena selalu merenungkan Firman Tuhan, maka hidup kita akan dipenuhi oleh Roh Kudus. Demikianlah kita dapat menjadi orang berhikmat.

  • Ucapkanlah syukur dan nyanyikanlah kidung pujian bagi Allah

Terakhir, supaya dapat memiliki hidup berhikmat adalah dengan selalu mengucapkan syukur dan memuji Allah dengan puji-pujian dan mazmur. Sikap seperti ini hanya dimungkinkan oleh orang yang telah mengalami hadirat serta jamahan kuasa Roh Kudus. Sehingga memampukannya dapat melihat segala keadaan, saat susah maupun baik, sebagai keadaan yang dianugerahkan Tuhan. Sehingga membuatnya selalu mengucap syukur dan memuji Allah.

Kiranya, tulisan refleksi ini dapat menjadi berkat untuk memotivasi kita memiliki hikmat dalam hidup dan menghindarkan kita dari kebodohan. AP/PG.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun