Mohon tunggu...
Adi SuhenraSigiro
Adi SuhenraSigiro Mohon Tunggu... Dosen - Melayani Tuhan, Keluarga, Negara, Gereja, Sesama, serta Lingkungan merupakan panggilan sejak lahir

Pendidikan S1: Sekolah Tinggi Teologi Kharisma Bandung (Lulus 2016). Pendidikan S2: Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung (Lulus 2020). Pelayanan: Perintisan dan Pemuridan di Gereja Bethel Indonesia Jl. Pasirkoja 39 Bandung, tahun 2012-2022. Pekerjaan: Dosen PNS IAKN Tarutung

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Berpikir Positif di Balik Pergumulan yang Dihadapi

26 Agustus 2022   08:36 Diperbarui: 26 Agustus 2022   09:06 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Oleh: Adi Suhenra Sigiro, M.Th

                         Sebagai orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus, kerap kali kita menghadapi berbagai pergumulan yang sangat berat dan kadang-kadang terjadi secara silih berganti. Seperti yang diungkapkan dalam Matius 7:25, baru saja hujan deras datang, kemudian menyusul banjir dan diakhiri dengan angin besar. Dalam Nats Matius 7:25, memberikan gambaran bahwa bahwa masalah yang datang bukan saja silih berganti namun justru masalah berikutnya jauh lebih besar dibandingkan masalah sebelumnya. Sadar dan atau tidak sadar, ketika masalah demikian terjadi dalam hidup kita, kadang-kadang dalam benak dan pikiran kita timbul pertanyaan sambil mencucurkan air mata: "Mengapa Tuhan kami mengalami pergumulan yang berat ini? "Mengapa harus kami mengalaminya cobaaan ini?", "Cobaan ini terlalu berat bagi kami". 

                             Tahukah saudara, pertanyaan yang demikian menunjukkan bahwa kita seperti tidak terima apa yang terjadi dalam hidup kita. Nampaknya kita seperti komplen, mengeluh dan menggerutu sama Tuhan. Sebenarnya jika  dalam doa, kita selalu menanyakan Tuhan dengan cara demikian maka persoalan dan pergumulan akan terasa sulit dan berat untuk dilewati, karena pertanyaan demikian, seperti menuntut Tuhan dan menuduh Tuhan seperti tidak mengasihi dan tidak peduli dalam hidup kita. Cobalah kita renungkan sebentar, pernahkah ketika kita mengalami masa yang sulit atau masa yang sangat sukar kemudian kita mengungkapkan pertanyaan ini kepada Tuhan; "Mengapa Tuhan saya, atau keluarga saya mengalami cobaan ini?" Mari kita menjawab dalam hati kita masing-masing. 

                         Lantas apa seharusnya yang harus kita sampaikan kepada Tuhan ketika kita menghadapi pergumulan dan persoalan yang datang silih berganti bahkan persoalan yang lebih berat selalu terjadi dalam hidup kita? Saja mengajak supuya kita mengubah cara pandang kita dalam menyikapi masalah terjadi dan mengubah pola pertanyaan kita kepada Tuhan, kalau kita pernah atau biasanya mengatakan "mengapa Tuhan ini terjadi kepada saya?", sekarang kita buang pertanyaan demikian lalu kita ganti dengan perayaan: "Apa rencana-Mu Tuhan bagiku, dibalik pergumulan berat yang sedang saya hadapi ini?" Kalau kita bertanya cara yang demikian, maka kita tidak sedang menuntut dan menyalahkan Tuhan, tetapi kita sedang belajar mengetahui dan menggali rencana maupun rancangan Tuhan dalam hidup kita  dibalik pergumulan yang sedang kita hadapi. Ingat dalam Roma 8:28 dituliskan bahwa: "Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita, yakni bagi kita yang mengasihi Tuhan dan yang terpanggil sesuai rencana-Nya." Jadi, Tuhan tidak pernah merancangkan sesuatu yang buruk dan mencelakakan dalam hidup kita (Yer: 29:11). Kadang kala justru melalui ujian dan pencobaan yang kita alami, Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang terbaik dalam hidup kita. Dengan cara dan pola pikir yang demikian, maka kita sedang berpikir positif dibalik pergumulan yang sedang kita hadapi.
Ingat! Jika niat kita ingin mengetahui rencana dan maksud Allah dibalik persoalan dan pencobaan yang kita alami, maka kita akan mampu bersabar, berserah dan mengandalkan Tuhan untuk melewatinya dan yang pasti Tuhan akan menolong kita dan memberi kemenangan atas masalah yang terjadi (1 K or. 10:15). 

                         Mari merenungkan bahwa persoalan dan pergumulan yang berat yang kita alami tidak akan membuat rencana Tuhan gagal dalam hidup kita. Seperti yang disampaikan oleh Ayub sendiri, meskipun Ayub mengalami pencobaan yang sangat berat, di mana semua anaknya meninggal atau dipanggil Tuhan bahkan semua hartanya hilang dalam sekejap mata namun tetap meyakini bahwa rencana Tuhan tidak pernah gagal dalam hidupnya. Ayub dengan yakin tetap mampu mengatakan bahwa: Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal (Ayub 42:2).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun